Tak Usah Khawatir Saat Anak Mulai Melek Informasi
http://liputan-69.blogspot.com/2012/07/tak-usah-khawatir-saat-anak-mulai-melek.html
Riset pasar Gramedia Majalah yang terangkum dalam Indonesia's Hottest Insight menyebutkan anak-anak punya peran penting dalam keluarga sebagai pengambil keputusan, informan, juga influencer karena anak-anak semakin melek informasi. Anak menjadi sumber informasi karena mereka memiliki bekal bereksperimen terhadap berbagai hal baru dan anak senang bereksplorasi. Di tambah lagi, dalam peers group, anak selalu memposisikan dirinya sebagai orang yang paling tahu atau opinion leader.

Menurut hasil riset ini, anak-anak usia sekolah semakin melek informasi karena sejumlah faktor. Di sekolah, anak-anak belajar bersosialisasi termasuk dengan membentuk peers group. Anak-anak juga mengembangkan kemampuannya bercerita dengan berbagi informasi. Word of mouth di lingkungan anak terbentuk di sekolah ketika anak bersosialisasi bersama teman-teman sebayanya.
Tak hanya itu, anak-anak semakin bertambah pengetahuannya karena terjadinya perubahan perilaku terutama dari aktivitas online. Anak-anak juga berbagi informasi kepada teman-temannya melalui berbagai kegiatan online ini. Sehingga bukan mustahil, jika anak pun dapat menjadi sumber informasi bagi orangtuanya, termasuk memberikan masukan kepada orangtua dalam pengambilan keputusan berdasarkan informasi yang didapatkannya.
"Pada dasarnya anak-anak suka bercerita. Anak-anak akan menceritakan sesuatu hal yang baru kepada teman-temannya. Word of mouth pada anak ini punya potensi besar, dan anak juga bisa menjadi informan serta influencer, termasuk dalam keluarga," tutur Koes Sabandiyah, Deputy GM dari Childrens Media Publishing Gramedia Majalah saat memberikan paparan Indonesia's Hottest Insight di Jakarta, beberapa waktu lalu.
Sumber informasi anak
Hasil riset ini menunjukkan 89 persen anak bercerita tentang liburan kepada teman-temannya. Anda, sebagai orangtua, bisa mencari tahu tempat liburan dari

Menurut hasil riset ini, anak-anak usia sekolah semakin melek informasi karena sejumlah faktor. Di sekolah, anak-anak belajar bersosialisasi termasuk dengan membentuk peers group. Anak-anak juga mengembangkan kemampuannya bercerita dengan berbagi informasi. Word of mouth di lingkungan anak terbentuk di sekolah ketika anak bersosialisasi bersama teman-teman sebayanya.
Tak hanya itu, anak-anak semakin bertambah pengetahuannya karena terjadinya perubahan perilaku terutama dari aktivitas online. Anak-anak juga berbagi informasi kepada teman-temannya melalui berbagai kegiatan online ini. Sehingga bukan mustahil, jika anak pun dapat menjadi sumber informasi bagi orangtuanya, termasuk memberikan masukan kepada orangtua dalam pengambilan keputusan berdasarkan informasi yang didapatkannya.
"Pada dasarnya anak-anak suka bercerita. Anak-anak akan menceritakan sesuatu hal yang baru kepada teman-temannya. Word of mouth pada anak ini punya potensi besar, dan anak juga bisa menjadi informan serta influencer, termasuk dalam keluarga," tutur Koes Sabandiyah, Deputy GM dari Childrens Media Publishing Gramedia Majalah saat memberikan paparan Indonesia's Hottest Insight di Jakarta, beberapa waktu lalu.
Sumber informasi anak
Hasil riset ini menunjukkan 89 persen anak bercerita tentang liburan kepada teman-temannya. Anda, sebagai orangtua, bisa mencari tahu tempat liburan dari
cerita yang disebarluaskan anak-anak di sekolah, bukan?
Sebanyak 80 persen anak bercerita tentang mainan barunya kepada teman-temannya. Jadi, tak sulit bagi Anda untuk mencari tahu apa yang sedang menjadi tren bagi anak-anak, semisal Anda ingin membelikan hadiah ulang tahun pada keponakan.
Sementara 79 persen anak bercerita tentang game terbaru kepada teman-temannya.
Untuk aktivitas online, riset yang melibatkan 3000 responden anak ini menunjukkan 41 persen anak berinternet. Sebanyak 78 persen dari anak yang berinternet ini memiliki akun Facebook, dan 10 persen anak yang berinternet memiliki akun Twitter. Anak-anak mengakses media sosial menggunakan ponsel atau ponsel pintar (41 persen), laptop atau netbook (42 persen), tablet (lima persen) dan sebagian menggunakan PC desktop.
Di internet, anak lebih banyak melakukan aktivitas terkait game dan media sosial. Sebagian besar anak yang berinternet memilih informasi atau mengakses game, selain media sosial. Tak hanya game, anak-anak juga berinternet untuk mengakses pengetahuan umum dan sebagian kecil dari anak-anak yang berinternet mengakses informasi tentang sains.
Meski internet sudah menjadi gaya hidup anak, media cetak juga masih menjadi pilihan anak dalam mendapatkan informasi. Kebanyakan anak memilih membaca majalah untuk mendapatkan fantasi dari kisah dongeng. Sebagian membaca majalah untuk mendapatkan informasi pengetahuan umum, dan sebagian kecil masih mencari informasi tentang sains melalui majalah.
Semakin terbukanya akses informasi untuk anak, membawa dampak positif namun juga perlu mendapatkan perhatian dari orangtua. Koes mengatakan, media punya andil untuk menyediakan informasi yang dapat dipercaya orangtua agar anak-anak mendapatkan informasi yang tepat.
Sebanyak 80 persen anak bercerita tentang mainan barunya kepada teman-temannya. Jadi, tak sulit bagi Anda untuk mencari tahu apa yang sedang menjadi tren bagi anak-anak, semisal Anda ingin membelikan hadiah ulang tahun pada keponakan.
Sementara 79 persen anak bercerita tentang game terbaru kepada teman-temannya.
Untuk aktivitas online, riset yang melibatkan 3000 responden anak ini menunjukkan 41 persen anak berinternet. Sebanyak 78 persen dari anak yang berinternet ini memiliki akun Facebook, dan 10 persen anak yang berinternet memiliki akun Twitter. Anak-anak mengakses media sosial menggunakan ponsel atau ponsel pintar (41 persen), laptop atau netbook (42 persen), tablet (lima persen) dan sebagian menggunakan PC desktop.
Di internet, anak lebih banyak melakukan aktivitas terkait game dan media sosial. Sebagian besar anak yang berinternet memilih informasi atau mengakses game, selain media sosial. Tak hanya game, anak-anak juga berinternet untuk mengakses pengetahuan umum dan sebagian kecil dari anak-anak yang berinternet mengakses informasi tentang sains.
Meski internet sudah menjadi gaya hidup anak, media cetak juga masih menjadi pilihan anak dalam mendapatkan informasi. Kebanyakan anak memilih membaca majalah untuk mendapatkan fantasi dari kisah dongeng. Sebagian membaca majalah untuk mendapatkan informasi pengetahuan umum, dan sebagian kecil masih mencari informasi tentang sains melalui majalah.
Semakin terbukanya akses informasi untuk anak, membawa dampak positif namun juga perlu mendapatkan perhatian dari orangtua. Koes mengatakan, media punya andil untuk menyediakan informasi yang dapat dipercaya orangtua agar anak-anak mendapatkan informasi yang tepat.