4 Alasan Wanita Orgasme Palsu Saat Hubungan Seks
http://liputan-69.blogspot.com/2014/03/4-alasan-wanita-orgasme-palsu-saat.html
Penelitian terbaru mengenai wanita dan orgasme mengungkapkan satu hal baru. Jika selama ini diketahui alasan wanita memalsukan orgasme demi membahagaikan pasangan mereka, riset tersebut mendapatkan satu fakta lain.
Riset dilakukan oleh para peneliti dari Temple University dan Kenyon College. Dalam riset berjudul 'The Faking Orgasm Scale for Women: Psychometric Properties' yang dipublikasikan di Journal of Sexual Archives itu, ada 481 wanita heteroseksual dengan rata-rata usia 20-an tahun terlibat sebagai responden.
Saat diteliti, para responden ini ditanya seberapa besar empat faktor berikut mempengaruhi keputusan mereka untuk memalsukan orgasme. Empat faktor itu adalah:
1. Altruistic deceit: memalsukan orgasme karena ingin membuat pasangan bahagia.
2. Fear and insecurity: memalsukan orgasme untuk menghindari perasaan negatif terhadap seks.
3. Elevated Arousal: memalsukan orgasme untuk meningkatkan gairah seks diri sendiri
4. Sexual Adjourment: memalsukan orgasme agar sesi bercinta segera selesai.
Setelah diteliti, jawaban sebagian besar responden adalag faktor pertama, yaitu karena ingin membahagiakan pasangan. Dan alasan kedua wanita memalsukan orgasmenya adalah karena perasaan takut dan insecure.
Hal paling menarik dari riset ini sebenarnya bukan karena terungkapnya alasan utama wanita memalsukan orgasme saat pasangan bercinta dengan melakukan penetrasi. Ada hal yang selama ini belum terungkap mengenai penyebab wanita pura-pura klimaks. Dari penelitian diketahui, ternyata selain untuk memuaskan pasangan, wanita berpura-pura orgasme untuk meningkatkan gairah seksnya sendiri. Alasan meningkatkan gairah seks diri sendiri ini bahkan lebih tinggi ketimbang alasan ingin mengakhiri sesi bercinta.
"Untuk pertamakalinya kita punya bukti kuantitatif yang memperlihatkan bahwa wanita memalsukan orgasmenya karena alasan 'egois' untuk kepentingan dirinya sendiri," tulis Erin Cooper, salah satu peneliti dalam wawancara melalui email dengan Huffington Post.
Cooper menambahkan, ketika wanita memutuskan memalsukan orgasme untuk kepentingan dirinya sendiri, hal tersebut seharusnya tidak berdampak pada seksualitas pria atau pasangan mereka. "Aku melihat ini sebagai strategi yang digunakan wanita untuk kepuasan seksualnya," kata Cooper lagi.
Cooper dan rekan-rekannya juga mengungkapkan mengenai penyebab wanita memalsukan orgasme saat mendapatkan oral seks. Sama seperti ketika pasangan melakukan penetrasi, wanita juga belum tentu bisa orgasme dengan teknik bercinta tersebut.
Dari riset diketahui, penyebab paling utama wanita pura-pura orgasme saat diberi oral seks adalah karena faktor pertama, altruistic deceit atau ingin membuat pasangan bahagia. Alasan lainnya sama seperti ketika wanita memalsukan orgasme saat pasangan bercinta dengan melakukan penetrasi yaitu karena ingin menghindari perasaan negatif terhadap seks dan untuk meningkatkan gairah seks diri sendiri.
Dari penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa ketika wanita memalsukan orgasmenya hal itu dilakukan bukan karena untuk menghindari hal negatif. Wanita justru berpura-pura klimaks untuk meningkatkan kepuasan terhadap seks.
Riset dilakukan oleh para peneliti dari Temple University dan Kenyon College. Dalam riset berjudul 'The Faking Orgasm Scale for Women: Psychometric Properties' yang dipublikasikan di Journal of Sexual Archives itu, ada 481 wanita heteroseksual dengan rata-rata usia 20-an tahun terlibat sebagai responden.
Saat diteliti, para responden ini ditanya seberapa besar empat faktor berikut mempengaruhi keputusan mereka untuk memalsukan orgasme. Empat faktor itu adalah:
1. Altruistic deceit: memalsukan orgasme karena ingin membuat pasangan bahagia.
2. Fear and insecurity: memalsukan orgasme untuk menghindari perasaan negatif terhadap seks.
3. Elevated Arousal: memalsukan orgasme untuk meningkatkan gairah seks diri sendiri
4. Sexual Adjourment: memalsukan orgasme agar sesi bercinta segera selesai.
Setelah diteliti, jawaban sebagian besar responden adalag faktor pertama, yaitu karena ingin membahagiakan pasangan. Dan alasan kedua wanita memalsukan orgasmenya adalah karena perasaan takut dan insecure.
Hal paling menarik dari riset ini sebenarnya bukan karena terungkapnya alasan utama wanita memalsukan orgasme saat pasangan bercinta dengan melakukan penetrasi. Ada hal yang selama ini belum terungkap mengenai penyebab wanita pura-pura klimaks. Dari penelitian diketahui, ternyata selain untuk memuaskan pasangan, wanita berpura-pura orgasme untuk meningkatkan gairah seksnya sendiri. Alasan meningkatkan gairah seks diri sendiri ini bahkan lebih tinggi ketimbang alasan ingin mengakhiri sesi bercinta.
"Untuk pertamakalinya kita punya bukti kuantitatif yang memperlihatkan bahwa wanita memalsukan orgasmenya karena alasan 'egois' untuk kepentingan dirinya sendiri," tulis Erin Cooper, salah satu peneliti dalam wawancara melalui email dengan Huffington Post.
Cooper menambahkan, ketika wanita memutuskan memalsukan orgasme untuk kepentingan dirinya sendiri, hal tersebut seharusnya tidak berdampak pada seksualitas pria atau pasangan mereka. "Aku melihat ini sebagai strategi yang digunakan wanita untuk kepuasan seksualnya," kata Cooper lagi.
Cooper dan rekan-rekannya juga mengungkapkan mengenai penyebab wanita memalsukan orgasme saat mendapatkan oral seks. Sama seperti ketika pasangan melakukan penetrasi, wanita juga belum tentu bisa orgasme dengan teknik bercinta tersebut.
Dari riset diketahui, penyebab paling utama wanita pura-pura orgasme saat diberi oral seks adalah karena faktor pertama, altruistic deceit atau ingin membuat pasangan bahagia. Alasan lainnya sama seperti ketika wanita memalsukan orgasme saat pasangan bercinta dengan melakukan penetrasi yaitu karena ingin menghindari perasaan negatif terhadap seks dan untuk meningkatkan gairah seks diri sendiri.
Dari penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa ketika wanita memalsukan orgasmenya hal itu dilakukan bukan karena untuk menghindari hal negatif. Wanita justru berpura-pura klimaks untuk meningkatkan kepuasan terhadap seks.