Gairah Seks Istri Turun Dipengaruhi Perubahan Hormon dalam Tubuhnya
http://liputan-69.blogspot.com/2015/03/gairah-seks-istri-turun-dipengaruhi.html
Merasa istri akhir-akhir ini gairah bercintanya menurun? Bisa jadi bukan karena bosan dengan suasana kamar tidur, tapi lebih dipengaruhi karena perubahan hormon dalam tubuhnya.
Sebuah penelitian terbaru menyebutkan bahwa keinginan wanita untuk bercinta lebih dipengaruhi pada hormonnya. Terlebih kepada bagaimana hormon-hormon tersebut memengaruhi otak.
Para ilmuwan telah mengidentifikasi daerah pada otak yang mendorong keinginan wanita untuk bercinta. Namun rupanya itu adalah wilayah yang sama yang dapat membuat seorang wanita enggan bercinta.
Oleh sebab itu, para ilmuwan kemudian mencoba mencari tahu penyebab lain yang dapat membuat wanita mau atau justru menolak
Sebuah penelitian terbaru menyebutkan bahwa keinginan wanita untuk bercinta lebih dipengaruhi pada hormonnya. Terlebih kepada bagaimana hormon-hormon tersebut memengaruhi otak.
Para ilmuwan telah mengidentifikasi daerah pada otak yang mendorong keinginan wanita untuk bercinta. Namun rupanya itu adalah wilayah yang sama yang dapat membuat seorang wanita enggan bercinta.
Oleh sebab itu, para ilmuwan kemudian mencoba mencari tahu penyebab lain yang dapat membuat wanita mau atau justru menolak
berbagai bentuk aktivitas seksual dengan pasangannya, termasuk melalui sistem hormon.
Salah satu peneliti dari Champalimaud Centre for the Unknown, Lisbon, Dr Susana Lima, mengatakan penelitian pada tikus betina menunjukkan bahwa perilakunya berubah secara dramatis selama fase yang berbeda dari siklus reproduksi mereka, yang disebut siklus estrus.
Sementara itu peneliti lainnya, Dr Kensaku Nomoto juga menyampaikan hal serupa. Menurutnya penelitian ini menemukan bahwa aktivitas neuron otak wanita ini berubah secara dramatis tergantung pada keadaan reproduksi.
"Ketika wanita tidak dalam keadaan reseptif, aktivitas neuron untuk aktivitas sosial dengan pria dan wanita hampir sama. Namun ketika wanita tersebut dalam keadaan reseptif, aktivitas neuronnya meningkat hanya ketika berinteraksi dengan pria," tuturnya, seperti dikutip dari jurnal Current Biology, Senin (16/2/2015).
Salah satu peneliti dari Champalimaud Centre for the Unknown, Lisbon, Dr Susana Lima, mengatakan penelitian pada tikus betina menunjukkan bahwa perilakunya berubah secara dramatis selama fase yang berbeda dari siklus reproduksi mereka, yang disebut siklus estrus.
Sementara itu peneliti lainnya, Dr Kensaku Nomoto juga menyampaikan hal serupa. Menurutnya penelitian ini menemukan bahwa aktivitas neuron otak wanita ini berubah secara dramatis tergantung pada keadaan reproduksi.
"Ketika wanita tidak dalam keadaan reseptif, aktivitas neuron untuk aktivitas sosial dengan pria dan wanita hampir sama. Namun ketika wanita tersebut dalam keadaan reseptif, aktivitas neuronnya meningkat hanya ketika berinteraksi dengan pria," tuturnya, seperti dikutip dari jurnal Current Biology, Senin (16/2/2015).
