Inilah Sholat Tarawih Super Cepat Kilat, 23 Rakaat Hanya 7 Menit
http://liputan-69.blogspot.com/2015/07/inilah-sholat-tarawih-super-cepat-kilat.html
Pondok Pesantren Mambaul Hikam Mantenan, Udanawu, Blitar, melangsungkan shalat Tarawih berjamaah dengan sangat cepat. Shalat tarawih sebanyak 20 rakaat ditambah dengan shalat witir 3 rakaat ini, dikerjakan hanya dalam waktu 7 sampai 10 menit.
Shalat dengan durasi yang sangat singkat ini menarik perhatian masyarakat khususnya di kalangan anak muda. Setiap malamnya, Ponpes Mambaul Hikam didatangi hampir 5000 orang untuk melaksanakan shalat Tarawih. Jamaah yang mengikuti shalat tarawih di Ponpes ini tidak hanya berasal dari Blitar, tetapi juga dari luar kota seperti Tulungagung dan Kediri.
Seperti dilansir laman nu.or.id, pelaksanaan shalat Tarawih secara kilat itu sudah berlangsung secara turun-temurun, yakni mulai Ponpes tersebut didirikan oleh KH Abdul Ghofur sekitar 160 tahun lalu.
Pelaksanaan salat tarawih itu dimulai sejak setahun setelah masjid berdiri pada 1907. Saat itu, warga sulit diajak tarawih karena tak mau meninggalkan pekerjaan masing-masing. Sehingga pendiri ponpes mencetuskan pelaksanaan tarawih yang membuat pekerja tak terlalu lama meninggalkan pekerjaannya.
“Saya ini hanya mengikuti apa yang sudah dilakukan oleh para sesepuh. Kami tidak berani mengubahnya,” kata KH Diya’uddin Az-Zamzami, salah seorang pengasuh pesantren Mambaul Hikam.
Walaupun shalat dilakukan dengan waktu yang sangat singkat tetapi menurut Kiai yang biasa disapa Gus Diya’ ini, shalat tidak mengurangi rukun atau syarat shalat atau keluar dari syariat hukum Islam.
Shalat Tarawih bisa dilakukan dengan sangat cepat karena sang imam Tarawih hanya mengerjakan doa yang wajib-wajib saja, misalnya niat, takbirotul ihram, membaca Surat Al-fatihah ditambah ayat pendek Al-Qur’an hingga salam.
“Doa ruku’, kita singkat cukup ‘Subhanallah’. Lainnya hanya Allah-Allah saja. Tahiyat akhir juga hanya sampai bacaan shalawat untuk Nabi Muhammad kemudian salam,” tandas Gus Diya’.
Shalat super cepat ini hanya dilakukan untuk shalat tarawih dan witir saja. Untuk shalat 5 waktu durasinya sama seperti pada umumnya di pondok-pondok lain.
Shalat dengan durasi yang sangat singkat ini menarik perhatian masyarakat khususnya di kalangan anak muda. Setiap malamnya, Ponpes Mambaul Hikam didatangi hampir 5000 orang untuk melaksanakan shalat Tarawih. Jamaah yang mengikuti shalat tarawih di Ponpes ini tidak hanya berasal dari Blitar, tetapi juga dari luar kota seperti Tulungagung dan Kediri.
Seperti dilansir laman nu.or.id, pelaksanaan shalat Tarawih secara kilat itu sudah berlangsung secara turun-temurun, yakni mulai Ponpes tersebut didirikan oleh KH Abdul Ghofur sekitar 160 tahun lalu.
Pelaksanaan salat tarawih itu dimulai sejak setahun setelah masjid berdiri pada 1907. Saat itu, warga sulit diajak tarawih karena tak mau meninggalkan pekerjaan masing-masing. Sehingga pendiri ponpes mencetuskan pelaksanaan tarawih yang membuat pekerja tak terlalu lama meninggalkan pekerjaannya.
“Saya ini hanya mengikuti apa yang sudah dilakukan oleh para sesepuh. Kami tidak berani mengubahnya,” kata KH Diya’uddin Az-Zamzami, salah seorang pengasuh pesantren Mambaul Hikam.
Walaupun shalat dilakukan dengan waktu yang sangat singkat tetapi menurut Kiai yang biasa disapa Gus Diya’ ini, shalat tidak mengurangi rukun atau syarat shalat atau keluar dari syariat hukum Islam.
Shalat Tarawih bisa dilakukan dengan sangat cepat karena sang imam Tarawih hanya mengerjakan doa yang wajib-wajib saja, misalnya niat, takbirotul ihram, membaca Surat Al-fatihah ditambah ayat pendek Al-Qur’an hingga salam.
“Doa ruku’, kita singkat cukup ‘Subhanallah’. Lainnya hanya Allah-Allah saja. Tahiyat akhir juga hanya sampai bacaan shalawat untuk Nabi Muhammad kemudian salam,” tandas Gus Diya’.
Shalat super cepat ini hanya dilakukan untuk shalat tarawih dan witir saja. Untuk shalat 5 waktu durasinya sama seperti pada umumnya di pondok-pondok lain.