1657408484514812
Loading...

Rupiah Kian Melemah, Ribuan Buruh Terancam PHK


Melemahnya perekonomian di tanah air membuat sejumlah perusahaan di Jawa Barat merelokasi usahanya. Ribuan tenaga kerja di Bogor pun terancam terkena PHK.



Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Jawa Barat, Hening Widiatmoko mengatakan, saat ini ekonomi mengalami pelemahan. Hal itu seiring lemahnya daya tukar rupiah. Sehingga hal tersebut pun sangat berpengaruh terhadap para pengusaha.

"Banyak perusahaan yang terkena imbasnya, terutama yang bahan bakunya tergantung pada impor,"jelas Hening kepada wartawan, Jumat (21/8/2015).

Kondisi tersebut tentunya sangat berpengaruh juga terhadap para tenaga kerja. Bahkan para tenaga kerja dan buruh perusahaan pun terancam banyak yang di PHK.

"Sampai juli 2015 ini kasus perselisihan hubungan industrial itu ada 200 kasus, yang melibatkan 1439 tenaga kerja, yang sudah selesai phk ada 382 kasus dengan jumlah total tenaga kerja 1207 orang, itu belum termasuk Bogor. Kalau Bogor masuk jumlahnya bisa lebih besar. Karena di Bogor itu ada beberapa perusahaan padat karya yang akan merelokasi usahanya, berarti PHK masal, tutup sama sekali. Ini masih dalam rekap," katanya.

Dikatakannya, banyak perusahaan padat karya di Bogor yang akan merelokasi usahanya ke wilayah Jawa Tengah hal itu seiring dengan tingginya upah di sana. Sementara di Jawa Tengah upahnya lebih murah dan di bawah Rp 2 juta.

"Peluang relokasi cukup besar, karena sebentar lagi ada proses pengupahan. Saat ini ada perusahaan ragu ragu meneruskan dan merumahkan dulu, hanya saya khawatir kalau upah minimum ditetapkan tinggi sulit untuk ditoleransi pengusaha akan berefek menutup sama sekali. Ketika disparitas upah sudah sangat tidak memungkin kan profit marginya sudah tidak ketemu mereka memilih untuk pindah," katanya.

Menurutnya pelemahan ekonomi akhir akhir ini sangat berpengaruh terhadap eksistensi para pengusaha. Terutama perusahaan yang bahan bakunya tergantung pada impor.

"Ekonomi melambat itu efeknya berantai. Ketidak mampuan perusahaan memproduksi lebih dari yang seharusnya menjadi sulit, barang tidak terjual, bahan mentah impor lebih mahal sehingga mereka menahan diri untuk ekspansi. Hal itu berdampak pada tenaga kerja. Jabar sendiri termasuk tinggi phk, nya, itu wajar karena tekstil produk tekstil 60 persen ada di jabar," katanya.

Menurutnya perusahaan yang ketergantungan pada bahan baku mentah pada impor, efeknya langsung terasa, dan melemah.

"Belum lagi Majalaya, produknya tidak terjual. Otomatis mereka merumahkan dan ujungnya phk tenaga kerja. Kita berharap model seperti ini bisa dicegah dengan insentif tambahan mungkin ada insentif dipajak. Lemahnya ekonomi dan daya beli, dan kompetitor. Dari luar makin banyak, karena barang sama tapi lebih murah. Kalau barang impor yang masuk ke indonesia dengan biaya masuk sangat rendah malah sulit bersaing. Yang lebih ngeri nanti saat MEA, saya gak kebayang," katanya. (sumber http://m.galamedianews.com/bandung-raya/38477/ekonomi-makin-lemah-ribuan-buruh-terancam-phk.html)





Buruh 3649948732784453174
Beranda item

Terkini