Rizal Ramli: "gua kepret luh yang didalam pertamina masih main KKN"
http://liputan-69.blogspot.com/2015/09/rizal-ramli-gua-kepret-luh-yang-didalam.html
PT Pertamina (persero) siap untuk menghentikan pembangunan storage BBM. Pertamina juga siap mengganti proyek pipa BBM menjadi pipa gas di seluruh Indonesia jika diperintahkan.
Rizal Ramli |
“Nah kalau ada perubahan prioritas ya itu silakan saja,” ujar Wianda di kantor Ditjen Kelistrikan, Jakarta, Kamis (10/9/2015). Wianda memaparkan salah satu proyek terminal BBM ada di Tanjung Uban di Riau sudah hampir selesai 50 persen.
Menurut Wianda proyek yang sudah berjalan dua tahun itu, tetap akan dikerjakan Pertamina karena perseroan sudah mendapat arahan dan izin dari pemerintah. “Kalau Pertamina tetap mengerjakan proyek berarti Pertamina mengerjakan berdasarkan ketentuan yang ada,” ungkap Wianda.
Wianda menceritakan bahwa Direktur Utama Pertamina, Dwi Soetjipto tidak ingin membebankan semua proyek perseroan kepada uang negara. Hal itu sejalan dengan instruksi Presiden Joko Widodo agar Pertamina mencari rekan kerja baik BUMN lain maupun swasta dari lokal atau luar negeri.
“Saya juga sampaikan ke pak Dirut adalah keinginan pak Presiden agar proyek-proyek investasi infrastruktur ini jangan selalu membebani anggaran negara melalui APBN,” kata Wianda. Mengenai jaringan pipa gas yang diminta bangun oleh Rizal Ramli, Pertamina sudah melaksanakannya sejak lama.
Wianda mengambil contoh Pipa Gresik-Semarang, pipa Porong-Grati, Muara Karang-Muara Tawar, dan Arun-Belawan yang sudah berjalan pelaksanaan pembangunannya. “Kalau nanti prioritas pemerintah harus lebih banyak gas ya, gaspun kita juga sudah jalan,” kata Wianda.
Sebelumnya diketahui Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Sumber Daya, Rizal Ramli menuduh Pertamina melakukan KKN dengan membangun storage dengan nilai investasi 2,4 miliar dollar AS. Rizal juga memaparkan bahwa Pertamina membuang uang dengan membangun jaringan pipa BBM.
“Gue kepret lu yang di dalam (Pertamina) masih main KKN. Ini hanya orang mau main proyek-proyekan saja ini,” ucap Rizal Ramli. Sebelumnya, Rizal Ramli benar-benar “mengepret” Pelindo II saat mengunjungi Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Kamis (10/9/2015). Pelindo II membeton rel kereta api sehingga pelabuhan tak bisa dimasuki kereta.
Karena itu, mantan Menteri Koordinator Perekonomian pada era Presiden Abdurrahman Wahid itu membongkar beton-beton yang menutupi rel yang dibangun ketika masa penjajahan Belanda dulu. Mesin penghancur berupa bor pun dia gunakan sendiri untuk menghancurkan beton tersebut.
“Akibat ini, kereta barang tidak bisa masuk (ke pelabuhan),” ujar Rizal sebelum menggunakan bor penghancur beton tersebut. Rel Kereta Api dan area wilayah di sekitarnya dibeton oleh Pelindo II untuk dijadikan sebagai tempat penumpukan peti kemas.
Beberapa waktu lalu, Rizal mengatakan bahwa salah satu penyebab lamanya peti kemas keluar dari pelabuhan adalah kondisi bahwa dua badan usaha milik negara (BUMN), yakni PT Pelindo II dan PT KAI, selalu berselisih.
Pelindo II, kata dia, menolak adanya jalur kereta api masuk ke Pelabuhan Tanjung Priok, yang membuat kontainer tak bisa segera cepat keluar. Rizal juga sempat mengatakan akan menindak tegas Pelindo II apabila terus menolak adanya jalur kereta yang direncanakan KAI itu.
“Dari dulu berantem antara Pelindo II dan PT KAI. Pelindo enggak mau ada jalur kereta api barang masuk pelabuhan, mungkin karena nanti bisnisnya akan berkurang. Oleh karena itu, kami mau tegas. Kalau ada yang nolak, kita ‘kepret’. Enggak tahu itu siapa, tetapi esensinya, harus ada jalur kereta api barang ke pelabuhan,” ujar Rizal, Selasa (25/8/2015).
Menurut Rizal, apabila jalur kereta api barang bisa masuk ke Pelabuhan Tanjung Priok, sepertiga kemacetan arus keluar barang akan berkurang.