Kapolrestabes Bandung: Di Bandung Ada Anak SD jadi PSK / Wanita Panggilan
https://liputan-69.blogspot.com/2015/07/kapolrestabes-bandung-di-bandung-ada.html
"Ramadan lalu kami bertemu dengan Kapolres, lalu ia menceritakan tentang anak kelas VI SD yang jadi wanita panggilan tersebut," ujar Netty Prasetiyani di Gedung Sate, Bandung, Kamis (23/7/2015) seperti dilansir TribunNews Regional Jawa & Bali.
Netty menjelaskan, anak tersebut sudah lama menjalani pekerjaan ini. Anak ini memiliki ojek langganan dan nomor ponsel tertentu yang bisa menghubungkan dia dengan pelanggannya.
"Bahkan di luar jam melayani pelanggannya, dia melayani tukang ojeknya," ucap Netty.
Saat ini, anak tersebut tidak berada dalam perlindungan P2TP2A. Sebab, sang ibu meminta kepada polisi agar sang anak bisa dididik di rumah.
Netty mengaku tidak bisa menjamin apakah anak tersebut tidak kembali menjadi PSK panggilan. Sebab, pendampingan diperlukan dalam kasus seperti ini.
P2TP2A terus berkoordinasi dengan Polrestabes Bandung. "Kalau dititipkan ke saya juga enggak akan mau karena orangtua
ingin mendidiknya," katanya.
Persoalan ini, kata Netty, menjadi masalah baru bagi anak-anak di Jawa Barat khususnya, dan Indonesia pada umumnya.
Menurut Netty, kerja sama antar-semua pihak diperlukan demi menyelesaikan persoalan ini.
Alasan uang
Netty mengatakan, alasan bocah ini menjadi PSK panggilan adalah persoalan uang saku. Namun, ia melihat ada kejanggalan dari alasan tersebut, jika dilihat dari jawaban si anak.
"Tanyakan saja kepada ibu saya, berapa banyak dia memberikan uang setiap hari," ucap Netty menirukan ucapan sang anak.
Bagi Netty, alasan anak tersebut terdengar klasik, tetapi agak aneh.
"Mengapa anak kelas VI SD mencari jalan keluar dari kebutuhan uang sakunya yang lebih besar dengan menjadi PSK anak?" tutur Netty.
Netty menilai, ada hal lain yang menjadi alasan si anak. Misalnya, ada tarikan lingkungan yang sangat kuat sehingga anak bisa dengan mudahnya menjadi PSK.
Tarikan lingkungan tersebut bisa berupa nilai-nilai dari tayangan televisi, hingga akses ke media yang sangat global.
Menurut Netty, persoalan tersebut harus menjadi perhatian bersama.
Setiap institusi ataupun masyarakat harus ikut andil agar masalah yang dihadapi anak bisa diminimalisasi.
Dia mencatat, kasus anak meningkat setiap tahun.
Persoalan ini, kata Netty, menjadi masalah baru bagi anak-anak di Jawa Barat khususnya, dan Indonesia pada umumnya.
Menurut Netty, kerja sama antar-semua pihak diperlukan demi menyelesaikan persoalan ini.
Alasan uang
Netty mengatakan, alasan bocah ini menjadi PSK panggilan adalah persoalan uang saku. Namun, ia melihat ada kejanggalan dari alasan tersebut, jika dilihat dari jawaban si anak.
"Tanyakan saja kepada ibu saya, berapa banyak dia memberikan uang setiap hari," ucap Netty menirukan ucapan sang anak.
Bagi Netty, alasan anak tersebut terdengar klasik, tetapi agak aneh.
"Mengapa anak kelas VI SD mencari jalan keluar dari kebutuhan uang sakunya yang lebih besar dengan menjadi PSK anak?" tutur Netty.
Netty menilai, ada hal lain yang menjadi alasan si anak. Misalnya, ada tarikan lingkungan yang sangat kuat sehingga anak bisa dengan mudahnya menjadi PSK.
Tarikan lingkungan tersebut bisa berupa nilai-nilai dari tayangan televisi, hingga akses ke media yang sangat global.
Menurut Netty, persoalan tersebut harus menjadi perhatian bersama.
Setiap institusi ataupun masyarakat harus ikut andil agar masalah yang dihadapi anak bisa diminimalisasi.
Dia mencatat, kasus anak meningkat setiap tahun.