Masih Adakah Sekarang Polisi Seperti Pak Kahar? Menolak Rumah dan Biaya Haji dari Uang Negara
https://liputan-69.blogspot.com/2015/10/masih-adakah-sekarang-polisi-seperti.html
Indonesia akan jadi negara hebat jika pejabatnya selalu memberi teladan. Ga cuma janji-janji, tipu-menipu, dan juga suka maling duit negara. Kisah keteladanan Brigjen Polisi Kaharoedin atau Pak Kahar bisa dijadikan contoh baik untuk pejabat sekarang, beliau terkenal sama sekali tidak mau menyentuh uang negara yang bukan haknya. Bila ada fasilitas negara yang diberikan kepada beliau pun malah ditolak dan minta diberikan kepada yang lebih membutuhkan.
Salah satu kisahnya adalah saat negara akan membiayainya naik haji, Pak Kahar menolaknya dengan dalih uang itu bisa digunakan untuk hal lainnya. Terutama kepentingan rakyat.
Sampai dia meninggal pun, Jenderal dan mantan gubernur ini tak punya rumah pribadi. Ketika hendak diberi rumah oleh Pemprov, dia menolak mentah-mentah. Begitu juga ketika polisi menawarinya sebuah rumah. Kembali dia menolak. Hal itu terjadi berulang-ulang. Kaharoeddin tetap memilih tinggal di rumah hak pakai milik Polri. Sampai dia meninggal, Jenderal dan mantan gubernur ini tak punya rumah pribadi.
Jabatan yang pernah dijabat Pak Kahar tak main-main. Ia pernah menjadi Gubernur Sumatera Barat, dan Komandan Polisi di Sumatra.
Pak

Salah satu kisahnya adalah saat negara akan membiayainya naik haji, Pak Kahar menolaknya dengan dalih uang itu bisa digunakan untuk hal lainnya. Terutama kepentingan rakyat.
Sampai dia meninggal pun, Jenderal dan mantan gubernur ini tak punya rumah pribadi. Ketika hendak diberi rumah oleh Pemprov, dia menolak mentah-mentah. Begitu juga ketika polisi menawarinya sebuah rumah. Kembali dia menolak. Hal itu terjadi berulang-ulang. Kaharoeddin tetap memilih tinggal di rumah hak pakai milik Polri. Sampai dia meninggal, Jenderal dan mantan gubernur ini tak punya rumah pribadi.
Jabatan yang pernah dijabat Pak Kahar tak main-main. Ia pernah menjadi Gubernur Sumatera Barat, dan Komandan Polisi di Sumatra.
Pak
Kahar lebih memilih menjual tanah yang ia punya untuk biaya naik haji keluarganya. Benar-benar pejabat yang harusnya ada lebih banyak di era modern saat ini.
Profil Brigjen Polisi Kaharoedin
Memiliki nama lengkap Kaharudin Datuk Rangkayo Basa lahir di Maninjau, Agam, Sumatera Barat, 17 Januari 1906 dan meninggal di Padang, Sumatera Barat, 1 April 1981 pada umur 75 tahun.
Ia merupakan seorang anggota polisi Republik Indonesia dengan pangkat terakhir Komisaris Besar Polisi (Kepala Kepolisian Sumatera Tengah) dan kemudian menjadi Gubernur Sumatera Barat yang pertama (1958-1965), setelah provinsi Sumatera Tengah kemudian dimekarkan berdasarkan Undang-undang Darurat Republik Indonesia nomor 19 tahun 1957.
Profil Brigjen Polisi Kaharoedin
Memiliki nama lengkap Kaharudin Datuk Rangkayo Basa lahir di Maninjau, Agam, Sumatera Barat, 17 Januari 1906 dan meninggal di Padang, Sumatera Barat, 1 April 1981 pada umur 75 tahun.
Ia merupakan seorang anggota polisi Republik Indonesia dengan pangkat terakhir Komisaris Besar Polisi (Kepala Kepolisian Sumatera Tengah) dan kemudian menjadi Gubernur Sumatera Barat yang pertama (1958-1965), setelah provinsi Sumatera Tengah kemudian dimekarkan berdasarkan Undang-undang Darurat Republik Indonesia nomor 19 tahun 1957.
