1657408484514812

Data LHKPN: Harta Cellica Nurrachadiana, Calon Bupati Karawang Meningkat 17 Kali Lipat dalam 5 Tahun



Calon Bupati Karawang inkumben, Cellica Nurrachadiana, tercatat memiliki harta kekayaan paling tinggi dibandingkan dengan calon lainnya. Dari data Laporan Harta Kekayaan Pejabat Negara (LHKPN) yang dikeluarkan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) per tanggal 24 Juli 2015, kekayaan Cellica mencapai Rp 37.993.410.640.

Jumlah ini melonjak 17 kali lipat dari LHKPN Cellica pada pilkada tahun 2010. Dari data KPK, saat pilkada 2010, Cellica melaporkan hartanya hanya senilai Rp 2,2 miliar. Saat itu, ia menjadi wakil dari Bupati Karawang Ade Swara yang kini nonaktif karena terbelit kasus korupsi.

Saat dikonfirmasi, Cellica mengatakan dirinya tidak jujur saat LHKPN di pilkada tahun 2010. Ia berdalih, pemalsuan itu dilakukan untuk menghargai laporan kekayaan Ade Swara yang lebih rendah dari kekayaan dirinya. Saat itu kekayaan Ade mencapai Rp 5 miliar.

"Dalam melaporkan harta kekayaan saat itu, saya menghargai beliau (Ade Swara). Akan tetapi, ada etikanya. Masak calon wakil bupati melaporkan harta kekayaannya melebihi calon bupatinya,” ujar Cellica, melalui sambungan telepon kepada awak media Selasa, 1 Desember 2015.

Kekayaan Cellica melonjak drastis. Politikus asal Partai Demokrat itu mengaku sumber kekayaannya berasal dari hibah orang tua dan hasil bisnisnya. “Saya dirut di salah satu perusahaan di Bandung. Sebanyak 80 persen harta saya hibah dari orang tua. Semua aset tersebut ada di Bandung,” beber Cellica.

Hal senada juga disampaikan Sekretaris Dewan Pimpinan Cabang Partai Demokrat Karawang, Nana Kustara.      
                                   
Ia berani menjamin Cellica sudah kaya sejak dulu. Sebab, selain menjadi dokter, Cellica merupakan seorang pengusaha dan mempunyai beberapa aset pribadi.

“Dia juga direktur PT Karya Ariandi yang bergerak di bidang migas. Ia juga mempunyai usaha kolam renang, futsal, dan properti. Terlebih orang tuanya juga kaya. Bahkan kantor DPD Partai Demokrat Jawa Barat juga memakai salah satu rumah dia. Jadi menurut saya wajar-wajar saja ketika Cellica mendapat hibah dari orang tuanya,” kata Nana di kantor DPC Demokrat, Senin, 30 November 2015.

Apalagi, kata dia, selama empat tahun menjadi Wakil Bupati Karawang, Cellica tidak difungsikan selayaknya wakil bupati. Jadi tidak mungkin mendapat uang dari hasil korupsi. “Sehingga tidak bisa menjadi decision maker selama menjabat,” ujar Nana.

Nana juga hakulyakin LKPHN tidak mungkin tidak diverifikasi terlebih dulu. “Pastinya LKHPN juga melakukan penelusuran dulu,” ucapnya.

Akan tetapi, ketika ditanya mengenai komposisi harta Cellica dari hibah dan aset pribadi, Nana mengaku tidak bisa menjelaskan secara terperinci. Ia berdalih tidak memiliki kewenangan membuka dokumen tersebut. “Saya berani menjamin, tapi saya tidak membuka dokumennya sehingga tidak tahu persis perinciannya,” kata Nana.

Menurut dia, harta kekayaan Cellica yang paling besar berupa harta tidak bergerak yang mencapai Rp 22 miliar lebih, dan giro/surat berharga lainnya senilai Rp 4 miliar lebih.

(tempo.co)





Pilkada 3866710799396753268

Posting Komentar

Beranda item

Terkini