1657408484514812
Loading...

Ahok Tuduh Walikota Jakarta Utara Bersekongkol dengan Yusril, "Menyedihkan Difitnah Pimpinan"


Wali Kota Jakarta Utara Rustam Effendi dituduh bersekutu dengan bakal calon Gubernur DKI Jakarta Yusril Ihza Mahendra. Tudingan itu berasal dari atasannya sendiri yaitu Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.


Tudingan itu berawal saat rapat pembahasan penanganan banjir di Balai Kota Jakarta, Jumat 22 April 2016. Banjir yang akhirnya menggenangi kawasan Pademangan disebabkan Rustam Effendi tak segera menjalankan instruksi Ahok menggusur permukiman warga di bawah kolong jembatan layang Lodan, Ancol. Keengganan Rustam menggusur permukiman kumuh itu diduga karena bersekongkol dengan Yusril. Rustam pun hanya terdiam mendengar amarah Ahok kemarin. Namun, tak dinyana Rustam meluapkan emosi bantahan Tudingan Ahok melalui media sosial.

Selama menjalankan tugas sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) dia mengatakan tidak pernah mengaitkan dengan kepentingan politik kelompok tertentu.

"Walau saya berlatar belakang pendidikan di bidang ilmu politik, dan juga berkawan dengan orang politik (sesama mantan aktivis pada saat muda/mahasiswa), tapi dengan kesadaran penuh bahwa dalam pelaksanaan tugas saya sebagai PNS/Aparatur Sipil Negara, saya tidak mau mengaitkan pelaksanaan tugas dengan kepentingan politik orang/golongan tertentu," tulis Rustam dalam Medsos yang beredar luas itu, Sabtu (23/4/2016).                                                                  
Ia menambahkan, "Jadi jika ada yang menilai bahwa saya bersekutu dengan tokoh politik ataupun bakal calon Gubernur/Wakil Gubernur dalam Pilkada DKI Tahun 2017, saya nyatakan tidak benar dan tidak beralasan sama sekali."

Dia juga menegaskan tak pernah bersekongkol dengan Ketua Umum Partai Bulan Bintang (PBB) Yusril Ihza Mahendra. "Dengan ini saya nyatakan bahwa tuduhan saya bersekutu dengan Pak Yusril adalah tidak benar," tulis dia.

Padahal kata Rustam, dirinya berharap ada timbal balik dari atasan terkait kinerja yang dilakukan selama ini. Balasan dari atasan menjadi bekal semangat untuk bekerja lebih baik.

"Secara jujur saya katakan bahwa kadang-kadang selaku bawahan saya juga mengharapkan mendapatkan ucapan terima kasih dari pimpinan atas hasil kerja yang telah dilakukan, hal ini penting sebagai bekal semangat pelaksanaan tugas selanjutnya. Tetapi jika itu tidak ada tidaklah mengapa dan saya akan terus melaksanakan tugas berikutnya dengan semangat," tulisnya.

"Berbeda dengan tuduhan yang menjurus fitnah apalagi keluar dari mulut pimpinan adalah sesuatu yang sangat menyakitkan. Dan lebih menyedihkan tuduhan dan fitnah itu keluar dari pimpinan yang sebenarnya saya berharap memberikan petunjuk, arahan, bimbingan, memotivasi, memberi semangat, dan itu dipertontonkan di muka jagat raya. Apakah ini yang disebut bekerja dengan hati? Wallahu Khairul Makirin," tambah dia.





Jakarta 678570900392032000

Posting Komentar

Beranda item

Terkini