Perang di Yaman, Bayi Lima Bulan Meninggal Karena Kelaparan
https://liputan-69.blogspot.com/2016/04/perang-di-yaman-bayi-lima-bulan.html
Seorang bayi lima bulan bernama Udai Faisal di Yaman ini nasibnya sangat menyayat hati, di mana dia meninggal karena kelaparan parah akibat dari perang berkecamuk di negaranya.

Dalam dokumentasi tampak bahwa tubuh Udai Faisal nyaris berwujud kerangka berbalut kulit. Dia “dipaksa” bertahan hidup dengan kondisi kelaparan di saat pesawat-pesawat tempur menyerang desanya, di Yaman, sejak 2015 lalu.
Udai mengalami kekurangan gizi. Anggota tubuhnya tak ubahnya seperti ranting. Pipinya cekung. Matanya kering.
Berat badannya hanya 2,4 kilogram (5,3 pon). Dia memuntahkan cairan kuning dari hidung dan mulutnya. Lalu dia berhenti bernapas.
”Dia tidak menangis dan tidak ada air mata, hanya kaku,” kata ibunya, Intissar Hezzam.Lantaran kekurangan gizi, Hezzam hanya mampu memberikan air susu ibu (ASI) pada Udai selama 20 hari sejak dilahirkan. Setelah 20 hari ASI Hezzam berhenti.
Orang tuanya terpaksa menggunakan air yang tidak bersih dan dalam waktu tiga bulan Udai sakit parah.
Akhirnya, pada

Dalam dokumentasi tampak bahwa tubuh Udai Faisal nyaris berwujud kerangka berbalut kulit. Dia “dipaksa” bertahan hidup dengan kondisi kelaparan di saat pesawat-pesawat tempur menyerang desanya, di Yaman, sejak 2015 lalu.
Udai mengalami kekurangan gizi. Anggota tubuhnya tak ubahnya seperti ranting. Pipinya cekung. Matanya kering.
Berat badannya hanya 2,4 kilogram (5,3 pon). Dia memuntahkan cairan kuning dari hidung dan mulutnya. Lalu dia berhenti bernapas.
”Dia tidak menangis dan tidak ada air mata, hanya kaku,” kata ibunya, Intissar Hezzam.Lantaran kekurangan gizi, Hezzam hanya mampu memberikan air susu ibu (ASI) pada Udai selama 20 hari sejak dilahirkan. Setelah 20 hari ASI Hezzam berhenti.
Orang tuanya terpaksa menggunakan air yang tidak bersih dan dalam waktu tiga bulan Udai sakit parah.
Akhirnya, pada
tanggal 20 Maret, Udai dibawa ke unit darurat Rumah Sakit Di-al Sabeen, di mana banyak orang menderita gizi buruk, diare dan infeksi.
Udai diberi antibiotik dan solusi untuk pemberian makan melalui hidung. Tetapi, dokter tidak bisa membantunya dan bayi itu dibawa pulang dengan kesempatan bertahan hidup 30 persen.
Udai hampir bertahan hidup tiga jam setelah dibawa pulang ke rumah. Ahmed, ayah Udai, menyalahkan serangan udara Arab Saudi dan sekutunya atas kematian bayi itu.
Udai dimakamkan di kaki pegunungan.

Kisah menyayat hati yang dialami Udai hanyalah salah satu dari banyak orang yang menderita akibat perang di Yaman.
Udai diberi antibiotik dan solusi untuk pemberian makan melalui hidung. Tetapi, dokter tidak bisa membantunya dan bayi itu dibawa pulang dengan kesempatan bertahan hidup 30 persen.
Udai hampir bertahan hidup tiga jam setelah dibawa pulang ke rumah. Ahmed, ayah Udai, menyalahkan serangan udara Arab Saudi dan sekutunya atas kematian bayi itu.
Udai dimakamkan di kaki pegunungan.

Kisah menyayat hati yang dialami Udai hanyalah salah satu dari banyak orang yang menderita akibat perang di Yaman.