Perlu Tiga Bulan untuk Perbaiki Pabrik Mebel Jokowi yang Kebakaran, HRD Pastikan Tidak Ada PHK
https://liputan-69.blogspot.com/2016/04/perlu-tiga-bulan-untuk-perbaiki-pabrik.html
Sekira enam jam si jago merah meluluhlantakkan pabrik mebel, PT Rabuka Sejahtera yang disebut-sebut milik keluarga Presiden Joko Widodo, Selasa (19/4/2016). Sehari kemudian perusahaan yang berada di wilayah Kabupaten Sragen, Jawa Tengah, tersebut meliburkan para karyawannya.

Garis polisi masih melingkari gedung hingga halaman pabrik PT Rakabu Sejahtera. Sejumlah polisi dan tentara terlihat berjaga.
Di dalam gedung beberapa anggota tim Laboratorium Forensik (Labfor) Cabang Semarang, dipimpin AKBP Rini Pujiastuti, terlihat berkeliling.
Tim Labfor ini melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP), mencari penyebab terjadinya kebakaran yang menghanguskan pabrik di Dukuh Wonosari, Desa Sambirembe, Kecamatan Kalijambe, Kabupaten Sragen.
Tidak ada aktivitas para pekerja di pabrik yang diresmikan Presiden Megawati Soekarnoputri pada 2003 itu.
Menurut Komisaris PT Rakabu Sejahtera, Bambang Supriambodo, para pekerja yang jumlahnya sekitar 500 orang ini diliburkan sehari.
"Kami liburkan dahulu sehari, tetapi ada yang masuk untuk membantu bersih-bersih dan angkut barang. Besok (Kamis), sudah masuk untuk pengerjaan pembuatan furniture dan mebel," ujarnya saat ditemui di lokasi, Rabu (20/4/2016).
Bambang memperkirakan butuh waktu sekira tiga bulan untuk memperbaiki bangunan dan peralatan yang hancur akibat kebakaran.
"Setidaknya butuh tiga bulan untuk memperbaiki itu, tapi nanti dikaji lagi apakah mau diperbaiki atau dirobohkan untuk dibangun ulang," ujar Bambang Supriambodo.
Bambang menyatakan perusahan itu bukan milik Presiden Joko Widodo (Jokowi).
"Kami luruskan sehingga tidak simpang siur dan beritanya liar seperti semalam, yaitu pabrik ini bukan milik Pak Jokowi," katanya.
Namun dia tidak menampik Jokowi turut andil dalam pembangunan kawasan sentra kerajinan milik Asosisasi Pengusaha Mebel dan Kerajinan Indonesia (Asmindo) Solo.
Semenjak menjadi Wali Kota Solo, Jokowi tidak lagi turut campur terkait perusahaan Rakabu Sejahtera.
Ambil Barang Bukti
Seorang pekerja PT Rakabu Sejahtera yang sedang melihat kondisi tempatnya bekerja, Paryani (35), mengatakan selama bekerja selama 1,5 tahun ia belum pernah melihat kehadiran Jokowi.
"Selama saya bekerja belum pernah bertemu beliau. Kalau tidak salah lihat, saya pernah melihat istri (Iriana Jokowi) atau anak-anaknya ke sini (Rakabu Sejahtera) untuk memesan meja kursi, katanya mau disumbangkan ke panti asuhan," jelasnya.
Wanita asal Sragen ini menambahkan ada dua shift (waktu kerja) di pabrik Rakabu Sejahtera yakni shift pagi hingga sore dan shift malam

Garis polisi masih melingkari gedung hingga halaman pabrik PT Rakabu Sejahtera. Sejumlah polisi dan tentara terlihat berjaga.
Di dalam gedung beberapa anggota tim Laboratorium Forensik (Labfor) Cabang Semarang, dipimpin AKBP Rini Pujiastuti, terlihat berkeliling.
Tim Labfor ini melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP), mencari penyebab terjadinya kebakaran yang menghanguskan pabrik di Dukuh Wonosari, Desa Sambirembe, Kecamatan Kalijambe, Kabupaten Sragen.
Tidak ada aktivitas para pekerja di pabrik yang diresmikan Presiden Megawati Soekarnoputri pada 2003 itu.
Menurut Komisaris PT Rakabu Sejahtera, Bambang Supriambodo, para pekerja yang jumlahnya sekitar 500 orang ini diliburkan sehari.
"Kami liburkan dahulu sehari, tetapi ada yang masuk untuk membantu bersih-bersih dan angkut barang. Besok (Kamis), sudah masuk untuk pengerjaan pembuatan furniture dan mebel," ujarnya saat ditemui di lokasi, Rabu (20/4/2016).
Bambang memperkirakan butuh waktu sekira tiga bulan untuk memperbaiki bangunan dan peralatan yang hancur akibat kebakaran.
"Setidaknya butuh tiga bulan untuk memperbaiki itu, tapi nanti dikaji lagi apakah mau diperbaiki atau dirobohkan untuk dibangun ulang," ujar Bambang Supriambodo.
Bambang menyatakan perusahan itu bukan milik Presiden Joko Widodo (Jokowi).
"Kami luruskan sehingga tidak simpang siur dan beritanya liar seperti semalam, yaitu pabrik ini bukan milik Pak Jokowi," katanya.
Namun dia tidak menampik Jokowi turut andil dalam pembangunan kawasan sentra kerajinan milik Asosisasi Pengusaha Mebel dan Kerajinan Indonesia (Asmindo) Solo.
Semenjak menjadi Wali Kota Solo, Jokowi tidak lagi turut campur terkait perusahaan Rakabu Sejahtera.
Ambil Barang Bukti
Seorang pekerja PT Rakabu Sejahtera yang sedang melihat kondisi tempatnya bekerja, Paryani (35), mengatakan selama bekerja selama 1,5 tahun ia belum pernah melihat kehadiran Jokowi.
"Selama saya bekerja belum pernah bertemu beliau. Kalau tidak salah lihat, saya pernah melihat istri (Iriana Jokowi) atau anak-anaknya ke sini (Rakabu Sejahtera) untuk memesan meja kursi, katanya mau disumbangkan ke panti asuhan," jelasnya.
Wanita asal Sragen ini menambahkan ada dua shift (waktu kerja) di pabrik Rakabu Sejahtera yakni shift pagi hingga sore dan shift malam
hingga pagi.
Saat kebakaran terjadi, Paryani mendapatkan shift malam.
"Waktu saya pergi ke tempat kerja kok ramai sekali dan langit merah ternyata pabrik kebakaran. Saya sempat menunggu beberapa saat, dan kemudian pimpinan mengatakan karyawan putri diliburkan sedang karyawan putra diminta memindahkan barang," katanya.
Terkait gaji, wanita berhijab ini mengatakan mendapat upah Rp 65 ribu per hari. Menurutnya, jumlah tersebut sudah besar dan apabila dikalikan 20 hari saja sudah mencapai upah minimum.
"Seharusnya masuk musim kemarau biasanya banyak kerjaan karena kayunya kering dibanding musim hujan. Ya, semoga pabrik jalan terus dan cepat bangkit sehingga karyawan bisa kerja lagi," ujarnya.
Sedang AKBP Rini Pujiastuti mengatakan Tim Labfor Polda Jateng belum bisa mengambil barang bukti berupa oven lantaran berada di bawah bangunan yang hampir rubuh.
"Barang bukti belum bisa kami ambil karena bangunannya hampir roboh, sehingga belum bisa diketahui penyebabnya," katanya.
Kronologi Kebakaran
Pabrik tersebut terbakar Selasa(19/4/2016) petang dan api tiba-tiba muncul dari tempat pengeringan kayu. "Tiba-tiba api sudah besar," ujar Maryani, seorang karyawan PT Rakabu.
Dari jauh, cerobong asap yang keluar biasanya putih, tapi hari itu tiba-tiba hitam.
Mengetahui ada kebakaran, karyawan berusaha memadamkan api, namun tak kuasa karena sudah membesar.
Tempat pengeringan kayu memang harus steril dari karyawan, sehingga saat kebakaran terjadi api sudah terlanjur besar. Tidak ada korban jiwa dalam kejadian tersebut.
Belasan mobil pemadam kebakaran dari Sragen dan Solo berusaha memadamkan api. Pukul 22.00 WIB api sudah berhasil dipadamkan, namun pabrik dengan kode f1 sudah terbakar cukup parah.
Menurut pihak kepolisian, kerugian ditaksir sekitar Rp 15 miliar, akibatnya sebanyak 500 orang karyawan terpaksa diliburkan sementara.
"Kita pastikan tidak ada PHK, sementara memang libur dulu, paling dua tiga hari setelah itu masuk lagi," kata staf HRD PT Rakabu Sejahtera, Hangga. (tribunjateng)
Saat kebakaran terjadi, Paryani mendapatkan shift malam.
"Waktu saya pergi ke tempat kerja kok ramai sekali dan langit merah ternyata pabrik kebakaran. Saya sempat menunggu beberapa saat, dan kemudian pimpinan mengatakan karyawan putri diliburkan sedang karyawan putra diminta memindahkan barang," katanya.
Terkait gaji, wanita berhijab ini mengatakan mendapat upah Rp 65 ribu per hari. Menurutnya, jumlah tersebut sudah besar dan apabila dikalikan 20 hari saja sudah mencapai upah minimum.
"Seharusnya masuk musim kemarau biasanya banyak kerjaan karena kayunya kering dibanding musim hujan. Ya, semoga pabrik jalan terus dan cepat bangkit sehingga karyawan bisa kerja lagi," ujarnya.
Sedang AKBP Rini Pujiastuti mengatakan Tim Labfor Polda Jateng belum bisa mengambil barang bukti berupa oven lantaran berada di bawah bangunan yang hampir rubuh.
"Barang bukti belum bisa kami ambil karena bangunannya hampir roboh, sehingga belum bisa diketahui penyebabnya," katanya.
Kronologi Kebakaran
Pabrik tersebut terbakar Selasa(19/4/2016) petang dan api tiba-tiba muncul dari tempat pengeringan kayu. "Tiba-tiba api sudah besar," ujar Maryani, seorang karyawan PT Rakabu.
Dari jauh, cerobong asap yang keluar biasanya putih, tapi hari itu tiba-tiba hitam.
Mengetahui ada kebakaran, karyawan berusaha memadamkan api, namun tak kuasa karena sudah membesar.
Tempat pengeringan kayu memang harus steril dari karyawan, sehingga saat kebakaran terjadi api sudah terlanjur besar. Tidak ada korban jiwa dalam kejadian tersebut.
Belasan mobil pemadam kebakaran dari Sragen dan Solo berusaha memadamkan api. Pukul 22.00 WIB api sudah berhasil dipadamkan, namun pabrik dengan kode f1 sudah terbakar cukup parah.
Menurut pihak kepolisian, kerugian ditaksir sekitar Rp 15 miliar, akibatnya sebanyak 500 orang karyawan terpaksa diliburkan sementara.
"Kita pastikan tidak ada PHK, sementara memang libur dulu, paling dua tiga hari setelah itu masuk lagi," kata staf HRD PT Rakabu Sejahtera, Hangga. (tribunjateng)