2 Remaja Dihukum Gantung Karena Kepergok Makan Siang di Bulan Puasa
http://liputan-69.blogspot.com/2015/06/2-remaja-dihukum-gantung-karena.html
Kelompok militan Islamic State of Iraq and al Sham (ISIS) memberikan hukuman keras bagi dua remaja yang tertangkap makan saat seharusnya mereka berpuasa di bulan Ramadhan. Dua remaja itu kemudian digantung di sebuah tiang untuk memberikan mereka pelajaran.
Dikutip dari laman International Business Times, Senin, 22 Juni 2015, tangan kedua remaja itu diikat ke sebuah tiang. Informasi itu dilansir dari laporan Pemantau Hak Asasi Manusia di Suriah.
“Penduduk di Desa Mayadeen di Provinsi Deir Ezzor melaporkan ISIS menggantung dua remaja di bawah usia 18 tahun dekat pusat markas di Hissba,” kara Ketua organisasi itu, Rami Abdel Rahman.
Kedua remaja itu diikat dengan menggunakan sebuah tali ke sebuah tiang sejak siang hari.
“Mereka masih berada di sana hingga larut malam,” Rahman menambahkan.
ISIS sering kali diketahui memiliki sejarah buruk dalam memperlakukan anak-anak dan remaja. Mereka akan menyiksa bahkan membunuh mereka yang dianggap melakukan perbuatan bertentangan dengan hukum Islam.
Salah satu contohnya seorang bocah laki-lak Suriah lainnya yang mengenang kembali pengalamannya. Saat itu, kelompok ISIS menangkap dia tengah akan meledakan sebuah bom. Untungnya dia berhasil dan lolos dari kematian.
“Saya pikir saya akan mati dan meninggalkan orang tua, kakak adik, teman-teman, dan kerabat,” kata bocah laki-laki bernama Ahmed dan dikutip BBC.
ISIS juga kerap menggunakan anak-anak yang memiliki emosi labil untuk dijadikan pengebom bunuh diri. Anak-anak itu tak jarang diperjual belikan sebagai budak seks atau dibunuh begitu saja.
“Area permasalahan di sana sangat luas,” kata perwakilan PBB untuk hak anak, Renate Winter.
Dikutip dari laman International Business Times, Senin, 22 Juni 2015, tangan kedua remaja itu diikat ke sebuah tiang. Informasi itu dilansir dari laporan Pemantau Hak Asasi Manusia di Suriah.
“Penduduk di Desa Mayadeen di Provinsi Deir Ezzor melaporkan ISIS menggantung dua remaja di bawah usia 18 tahun dekat pusat markas di Hissba,” kara Ketua organisasi itu, Rami Abdel Rahman.
Kedua remaja itu diikat dengan menggunakan sebuah tali ke sebuah tiang sejak siang hari.
“Mereka masih berada di sana hingga larut malam,” Rahman menambahkan.
ISIS sering kali diketahui memiliki sejarah buruk dalam memperlakukan anak-anak dan remaja. Mereka akan menyiksa bahkan membunuh mereka yang dianggap melakukan perbuatan bertentangan dengan hukum Islam.
Salah satu contohnya seorang bocah laki-lak Suriah lainnya yang mengenang kembali pengalamannya. Saat itu, kelompok ISIS menangkap dia tengah akan meledakan sebuah bom. Untungnya dia berhasil dan lolos dari kematian.
“Saya pikir saya akan mati dan meninggalkan orang tua, kakak adik, teman-teman, dan kerabat,” kata bocah laki-laki bernama Ahmed dan dikutip BBC.
ISIS juga kerap menggunakan anak-anak yang memiliki emosi labil untuk dijadikan pengebom bunuh diri. Anak-anak itu tak jarang diperjual belikan sebagai budak seks atau dibunuh begitu saja.
“Area permasalahan di sana sangat luas,” kata perwakilan PBB untuk hak anak, Renate Winter.