Tinggal di Gedung Tinggi ini, Waktu Buka Puasa Berbeda Tiap Lantai
http://liputan-69.blogspot.com/2015/06/tinggal-di-gedung-tinggi-ini-waktu-buka.html
Semakin berada di atas, semakin lama mereka puasa. Semakin bawah, semakin pendek waktu puasanya. Ya, kondisi ini terjadi bagi yang tinggal Gedung Burj Khalifa, Dubai, Uni Emirat Arab.
Menurut Kepala Pusat Kantor Urusan Agama dan Aktivitas Sosial, Ahmed Al Haddad, di gedung berlantai 163 ini ada tiga waktu berbuka puasa. Waktunya disesuaikan dengan penglihatan saat matahari terbenam dari setiap lantai.
“Dimanapun Anda berada, Anda harus selalu memperhatikan waktu terbenamnya matahari untuk berbuka,” kata Al Haddad yang dikutip dari The National, Jumat (26/6/2015).
Dijelaskan, mereka yang tinggal di lantai 80 ke bawah, bisa mengikuti waktu berbuka sesuai dengan waktu azan di televisi. Bisa juga mereka mengikuti waktu berbuka saat mendengar suara berkumandangnya azan Maghrib di masjid terdekat.
Lantas, mereka yang tinggal di lantai 80-150 atau setinggi 414 meter dari tanah, waktu berbuka puasa akan mengalami penundaan selama dua menit usai azan berkumandang di televisi. Bahkan, penghuni di lantai ini juga baru bisa melaksanakan salat Isya 2 menit setelah terdengar azan di masjid terdekat. Adapun waktu Subuh mereka akan lebih cepat 2 menit.
Penghuni yang tinggal di lantai 150 ke atas, atau di atas ketinggian 800 meter, akan semakin lambat berbuka puasa, yaitu, tiga menit setelah waktu berbuka di lantai satu. Waktu Isya mereka mengalami penundaan selama 3 menit. Untuk waktu Subuh, merekapun akan mengalami percepatan selama 3 menit.
Berbedanya waktu beribadah di tiga kategori lantai di gedung ini berlaku bagi waktu sahur, dan imsak, serta dimulainya berpuasa.
Menurut Kepala Pusat Kantor Urusan Agama dan Aktivitas Sosial, Ahmed Al Haddad, di gedung berlantai 163 ini ada tiga waktu berbuka puasa. Waktunya disesuaikan dengan penglihatan saat matahari terbenam dari setiap lantai.
“Dimanapun Anda berada, Anda harus selalu memperhatikan waktu terbenamnya matahari untuk berbuka,” kata Al Haddad yang dikutip dari The National, Jumat (26/6/2015).
Dijelaskan, mereka yang tinggal di lantai 80 ke bawah, bisa mengikuti waktu berbuka sesuai dengan waktu azan di televisi. Bisa juga mereka mengikuti waktu berbuka saat mendengar suara berkumandangnya azan Maghrib di masjid terdekat.
Lantas, mereka yang tinggal di lantai 80-150 atau setinggi 414 meter dari tanah, waktu berbuka puasa akan mengalami penundaan selama dua menit usai azan berkumandang di televisi. Bahkan, penghuni di lantai ini juga baru bisa melaksanakan salat Isya 2 menit setelah terdengar azan di masjid terdekat. Adapun waktu Subuh mereka akan lebih cepat 2 menit.
Penghuni yang tinggal di lantai 150 ke atas, atau di atas ketinggian 800 meter, akan semakin lambat berbuka puasa, yaitu, tiga menit setelah waktu berbuka di lantai satu. Waktu Isya mereka mengalami penundaan selama 3 menit. Untuk waktu Subuh, merekapun akan mengalami percepatan selama 3 menit.
Berbedanya waktu beribadah di tiga kategori lantai di gedung ini berlaku bagi waktu sahur, dan imsak, serta dimulainya berpuasa.