Jokowi: Kita mengalami perlambatan ekonomi, bukan krisis. Indonesia masih lebih baik dibanding negara lain
https://liputan-69.blogspot.com/2015/09/jokowi-kita-mengalami-perlambatan.html
Presiden Joko Widodo menganggap saat ini Indonesia belum pada kondisi yang kritis di sektor perekonomian. Maka dari itu, dia meminta semua pihak berhati-hati menggunakan kata "krisis" agar optimisme akan kondisi yang lebih baik bisa terus terjaga.
Dia mengatakan, perlambatan itu memang terjadi dan terlihat dari pertumbuhan ekonomi Indonesia yang menurun. Pada tahun 2014, pertumbuhan ekonomi mencapai 5,01 persen sementara pada semester pertama tahun 2015 kali ini, pertumbuhan ekonomi menjadi 4,67 persen.
"Seperti tadi disampaikan oleh Kakanda, Bapak Surya Paloh, ya harus kita katakan apa adanya. Kita mengalami perlambatan ekonomi, hati-hati jangan sebut krisis, perlambatan iya tapi bukan krisis," kata Jokowi saat menghadiri acara rapat kerja nasional (Rakernas) Partai Nasdem di Jakarta

Dia mengatakan, perlambatan itu memang terjadi dan terlihat dari pertumbuhan ekonomi Indonesia yang menurun. Pada tahun 2014, pertumbuhan ekonomi mencapai 5,01 persen sementara pada semester pertama tahun 2015 kali ini, pertumbuhan ekonomi menjadi 4,67 persen.
"Seperti tadi disampaikan oleh Kakanda, Bapak Surya Paloh, ya harus kita katakan apa adanya. Kita mengalami perlambatan ekonomi, hati-hati jangan sebut krisis, perlambatan iya tapi bukan krisis," kata Jokowi saat menghadiri acara rapat kerja nasional (Rakernas) Partai Nasdem di Jakarta
Convention Center (JCC), Senin (21/9/2015).
Namun, Jokowi kembali menuturkan bahwa kondisi Indonesia itu masih lebih baik dibandingkan negara-negara lain. "Kita masih masuk lima besar," ucap mantan Gubernur DKI Jakarta ini.
Dia berpendapat perlambatan ekonomi yang terjadi saat ini jangan sampai menjadikan masyarakat pesimistis. Padahal, kondisi Indonesia justru lebih baik dan memiliki peluang perbaikan lebih besar di tengah booming minerba yang kini terjadi.
"Jangan sampai sebagai bangsa yang besar, kita mengeluh, mencemooh diri sendiri, kehilangan rasa optimisme, yang muncul rasa pesimisme. Pola pikir harus diubah untuk selalu optimis apa pun keadaannya. Penurunan iya, tapi bukan krisis, beda sekali," ucap Jokowi lagi.
Presiden Jokowi beberapa waktu lalu baru saja meluncurkan paket kebijakan September I, sebagai salah satu cara untuk menggairahkan kembali perekonomian tanah air. Kondisi perekonomian tanah air melemah terlihat dari nilai tukar rupiah yang kian turun hingga turunnya harga komoditas ekspor.
Namun, Jokowi kembali menuturkan bahwa kondisi Indonesia itu masih lebih baik dibandingkan negara-negara lain. "Kita masih masuk lima besar," ucap mantan Gubernur DKI Jakarta ini.
Dia berpendapat perlambatan ekonomi yang terjadi saat ini jangan sampai menjadikan masyarakat pesimistis. Padahal, kondisi Indonesia justru lebih baik dan memiliki peluang perbaikan lebih besar di tengah booming minerba yang kini terjadi.
"Jangan sampai sebagai bangsa yang besar, kita mengeluh, mencemooh diri sendiri, kehilangan rasa optimisme, yang muncul rasa pesimisme. Pola pikir harus diubah untuk selalu optimis apa pun keadaannya. Penurunan iya, tapi bukan krisis, beda sekali," ucap Jokowi lagi.
Presiden Jokowi beberapa waktu lalu baru saja meluncurkan paket kebijakan September I, sebagai salah satu cara untuk menggairahkan kembali perekonomian tanah air. Kondisi perekonomian tanah air melemah terlihat dari nilai tukar rupiah yang kian turun hingga turunnya harga komoditas ekspor.