1657408484514812

Jangan membicarakan rahasia hubungan suami istri kepada orang lain



Pembicaraan atau obrolan soal hubungan intim suami istri tak jarang sering kita dengar. Perbincangan semacam itu bukan hanya terjadi di kantor, kadang secara tak sengaja kita mendengarkannya juga di jalan, tempat makan, hingga media sosial.

Hal ini dianggapnya biasa-biasa saja, bahkan mendatangkan kebanggaan tersendiri ketika dirinya dianggap hebat dalam urusan 'tempat tidur'.

Dalam Islam, di antara rahasia yang harus dijaga para suami dan istri selain harta adalah menceritakan urusan ranjang suami-istri kepada orang lain. Karena itu, ia tidak boleh menjadi pembicaraan di forum, atau obrolan malam di tempat-tempat berkumpul bersama, baik laki-laki maupun perempuan.

Dalam sebuah hadits dikatakan,
“Sesungguhnya orang yang paling buruk kedudukannya di hari kiamat nanti adalah suami yang memberitahukan kepada istrinya dan istrinya memberitahukan kepada suaminya, kemudian ia menyebarkan rahasia istrinya itu.” (HR. Muslim dan Abu Daud).

Dari Abu Sa’id Al-Khudri radhiyallahu ‘anhu, dia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam:
“Termasuk orang yang paling jelek di sisi Allah kedudukannya pada hari kiamat yaitu lelaki yang menggauli istrinya dan istrinya menggaulinya, kemudian lelaki itu menyebarkan rahasianya.” (HR. Muslim)

Imam Nawawi menjelaskan hadits ini dengan mengatakan, bahwa dalam hadits ini diharamkan seorang suami menyebarkan apa yang terjadi antara dia dan istrinya dari perkara jima’. Juga diharamkan menyebutkan perinciannya, serta apa yang terjadi pada istrinya baik berupa perkataan maupun perbuatan dan yang lain”.


Dari Abu Hurairah ra. Ia berkata,
“Rasulullah saw. shalat bersama kami. Setelah salam, beliau membalikkan badannya ke arah kami lalu bersabda, “tetaplah berada di tempat duduk kalian masing-masing, adakah di antara kalian orang yang bila mendatangi istrinya menutup pintu dan gorden, kemudian keluar dan menceritakan kepada orang lain dan mengatakan, “Aku telah melakukan begini dan begitu dengan istriku, dan melakukan ini dan itu bersamanya?” . Semua sahabat diam.

Kemudian beliau menghadap kepada jamaah perempuan dan bersabda: "Adakah diantara kalian yang bercerita begitu?"

Seorang anak gadis Ka’ab lalu berdiri dan menoleh ke sana ke mari agar Rasulullah dapat melihat dan mendengarnya. "Demi Allah, sesungguhnya kaum perempuan pun biasa bercerita begitu."

Rasulullah kemudian bersabda: "Adakah kalian tahu bagaimana perumpamaan orang yang berbuat demikian? Sesungguhnya orang yang berbuat demikian seperti setan laki-laki dan setan perempuan. Dia menjima’ teman perempuannya
sambil disaksikan banyak orang di tempat terbuka." "
(HR. Ahmad, abu Daud, dan Bazzar).            
Perumpamaan Nabi yang keras ini seharusnya menjadi peringatan pada kita semua dalam urusan rahasia ranjang kita.

Namun, ada pengecualian jika seorang suami atau istri menceritakan kelemahan/kekurangan suaminya kepada ahlinya (misalnya dokter spesialis, psikolog atau penyuluh) dengan maksud mendapatkan solusi dari masalah seksualitas, alat reproduksi maupun penyakit yang berhubungan dengan seksualitas, maka hal ini dibolehkan. Dengan syarat, semua tetap terjaga kerahasiaan agar orang lain tidak mengetahuinya.

sumber: hidayatullah.com
                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                       



Seks Dalam Islam 7634341164115409362

Posting Komentar

Beranda item

Terkini