1657408484514812

Petani Kecewa Lantaran Pemerintah Impor Beras Saat Musim Panen Tiba


Kalangan petani mengaku kecewa dengan impor beras yang dilakukan oleh pemerintah pusat, padahal musim panen di tingkat petani masih berlangsung hingga akhir tahun ini.


Ketua Kontak Tani dan Nelayan Andalan (KTNA) Jabar Rali Sukari mengaku sudah bersepakat dengan Kementerian Pertanian beberapa waktu lalu jika pemerintah belum akan mengimpor beras sebab petani masih dalam tahap panen hingga akhir tahun mendatang.

Akan tetapi, kenyataannya pemerintah sudah mulai melakukan impor beras.

Menurutnya, impor beras terjadi karena kurang sinerginya antara satu instansi dengan instansi lainnya. Bahkan, sinergi pemerintah dengan kalangan petani pun juga mengalami hal serupa.

"Bahkan menurut keterangan Badan Pusat Statistik jika produksi beras dalam negeri meningkat dari 70 juta ton per tahun menjadi 74 juta ton per tahun," ujar Rali, Kamis (12/11/2015).

Dia melanjutkan, hingga akhir Desember diprediksi produksi beras yang masih dipanen mencapai 1,5
juta ha dengan hasil diperkirakan 4 ton per ha.                                        
"Jadi sebenarnya impor beras ini belum harus dilakukan karena dikhawatirkan mengganggu penyerapan beras di tingkat petani," katanya.

Dia menambahkan, jika impor beras tersebut untuk menutupi target penyerapan Bulog maka sampai kapan pun tidak akan menyelesaikan masalah.

Rali beralasan selama ini Bulog selalu membeli beras di tingkat petani di bawah harga pembelian pemerintah (HPP). Alhasil, banyak petani lebih baik menjual beras mereka langsung ke pasaran.

"Pemerintah kalau dasarnya mengimpor itu karena Bulog tidak dapat menyerap beras di tingkat petani salah. Karena jika mengacu pada HPP sampai kapan pun ya tidak akan tercapai," katanya.

Oleh karena itu, dia meminta Bulog bersinergi bersama petani untuk membicarakan persoalan penyerapan beras agar sesuai dengan target.

"Salah satunya HPP harus ditingkatkan, karena harganya masih cenderung rendah dibandingkan dijual ke pasaran secara langsung." (bisnis.com)






Ekonomi 3323474458577954001

Posting Komentar

Beranda item