Teror di Paris Kala Perancis vs Jerman Bertanding, Lebih dari 100 Orang Tewas di Berondong AK-47 dan Bom
https://liputan-69.blogspot.com/2015/11/teros-di-paris-kala-perancis-vs-jerman.html
Jumat malam (14/11/2015) ketika ribuan warga Paris dan wisatawan tengah menyaksikan pertandingan sepak bola antara Prancis dan Jerman, teror melanda kota Paris, Prancis. Beberapa pria menembaki massa dengan senjata otomatis AK-47 dan menggunakan bom. Setidaknya ada enam penembakan berlangsung di Paris, dan tiga ledakan terjadi di stadion nasional Stade de France di Saint-Denis. Penembakan brutal terjadi diruang konser di sekitar lokasi Gedung Bataclan.
Pihak Kepolisian Perancis mengatakan bahwa setidaknya ada 100 orang terbunuh di Gedung konser Bataclan di tengah kota dan 40 orang lainnya tewas di sekitar lokasi akibat aksi penyanderaan oleh sekelompok orang bersenjata.
Seorang reporter Perancis Julien Pearce menjadi salah seorang saksi penembakan. Dia berada dalam teater Bataclan saat orang-orang bersenjata memasuki tempat tersebut. Pearce menyampaikan, dua orang berpakaian hitam mulai menembak dengan senjata AK-47, setelah orang-orang yang tertembak jatuh ke lantai, dua penembak itu kembali menembak mereka, gaya mengeksekusi, kata Pearce.
Kedua laki-laki tersebut tidak memakai masker dan tidak mengatakan apa-apa. Penembakan berlangsung selama sepuluh sampai 15 menit membuat orang-orang di dalam gedung konser Bataclan menjadi panik dan berteriak, kata Pearce yang berhasil

Pihak Kepolisian Perancis mengatakan bahwa setidaknya ada 100 orang terbunuh di Gedung konser Bataclan di tengah kota dan 40 orang lainnya tewas di sekitar lokasi akibat aksi penyanderaan oleh sekelompok orang bersenjata.
Seorang reporter Perancis Julien Pearce menjadi salah seorang saksi penembakan. Dia berada dalam teater Bataclan saat orang-orang bersenjata memasuki tempat tersebut. Pearce menyampaikan, dua orang berpakaian hitam mulai menembak dengan senjata AK-47, setelah orang-orang yang tertembak jatuh ke lantai, dua penembak itu kembali menembak mereka, gaya mengeksekusi, kata Pearce.
Kedua laki-laki tersebut tidak memakai masker dan tidak mengatakan apa-apa. Penembakan berlangsung selama sepuluh sampai 15 menit membuat orang-orang di dalam gedung konser Bataclan menjadi panik dan berteriak, kata Pearce yang berhasil
lolos dari serangan maut tersebut.
Dia mengaku melihat 20 sampai 25 mayat tergeletak di lantai.
Beberapa ledakan terdengar di dekat stadion di mana pertandingan sepakbola persahabatan antara Perancis dengan Jerman digelar. Pertandingan tersebut dihadiri oleh Presiden Perancis Francois Hollande.
Sementara itu menurut pihak Balai Kota Paris, saat ini operasi telah usai dan dikatakan bahwa ada dua pelaku yang tewas dalam aksi penyanderaan tersebut.
Sebelumnya juga Hollande dalam pidatonya telah menginstrusikan agar tak hanya polisi namun juga pihak militer dikerahkan ke beberapa sudut di kota Paris untuk menjaga keamanan.
"Saya meminta mereka melakukan pengerahan militer untuk menjaga keamanan dan memastikan tidak ada serangan yang terjadi,"
"Keputusan kedua yang saya buat, menutup perbatasan. Kami harus memastikan bahwa tidak ada satupun yang melakukan tindak pidana dan mereka yang kedapatan melakukan tindak pidana akan ditangkap jika mereka meninggalkan negara ini," tegasnya. (CNN International / edition.cnn.com)
Dia mengaku melihat 20 sampai 25 mayat tergeletak di lantai.
Beberapa ledakan terdengar di dekat stadion di mana pertandingan sepakbola persahabatan antara Perancis dengan Jerman digelar. Pertandingan tersebut dihadiri oleh Presiden Perancis Francois Hollande.
Sementara itu menurut pihak Balai Kota Paris, saat ini operasi telah usai dan dikatakan bahwa ada dua pelaku yang tewas dalam aksi penyanderaan tersebut.
Sebelumnya juga Hollande dalam pidatonya telah menginstrusikan agar tak hanya polisi namun juga pihak militer dikerahkan ke beberapa sudut di kota Paris untuk menjaga keamanan.
"Saya meminta mereka melakukan pengerahan militer untuk menjaga keamanan dan memastikan tidak ada serangan yang terjadi,"
"Keputusan kedua yang saya buat, menutup perbatasan. Kami harus memastikan bahwa tidak ada satupun yang melakukan tindak pidana dan mereka yang kedapatan melakukan tindak pidana akan ditangkap jika mereka meninggalkan negara ini," tegasnya. (CNN International / edition.cnn.com)