Kisah Perjalanan Hidup Setya Novanto, dari Sopir Pribadi jadi Ketua DPR RI
https://liputan-69.blogspot.com/2015/12/kisah-perjalanan-hidup-setya-novanto.html
Sebelum menjadi ketua DPR RI, Setya Novanto ternyata memiliki kisah perjalanan hidup yang penuh lika-liku. Namun, berkat keuletan dan semangat pantang menyerah, Setnov (panggilan Setya Novanto) akhirnya berhasil menduduki posisi puncak di Gedung DPR RI, meski akhirnya ia harus lengser karena tersandung kasus Papa Minta Saham.
Setnov yang lahir di Bandung, Jawa Barat pada 12 November 1955 itu bukanlah politisi baru, kiprahnya di panggung politik nasional sudah dimulai sejak orde baru berkuasa, sosoknya dikenal supel dalam pergulatan politik. Ketika Golkar tengah terpuruk di tahun 1999, dirinya tetap mampu menjinakkan konstituen hingga terpilih menjadi anggota DPR RI.
Karier politiknya terus melaju, sehingga secara berturut- turut, nama Setnov tetap bertengger di Senayan. Tercatat, ia duduk sebagai wakil rakyat mulai periode 1999-2004, 2004-2009,2009-2014 dan 2014-2019.
Selama tiga periode menjadi anggota DPR dari Golkar, ia mewakili provinsi NTT. Di Kupang, ia memiliki rumah 700 meter persegi, dua lantai, yang dilengkapi kolam renang. Rumah itu belakangan menjadi Novanto Center. Tiap kali berkunjung ke sana, ia rajin menyumbang banyak gereja, petani, dan peternak.
Kepiawaiannya bernegoisasi di internal partai, akhirnya membuahkan hasil. Tahun 2014 lalu, dirinya ditetapkan sebagai Ketua DPR RI. Sebuah jabatan yang prestisius untuk ukuran seorang mantan sopir pribadi.
Menyandang predikat sebagai orang nomor satu di Senayan, ditambah jabatannya di Partai Golkar selaku Bendahara Umum, tak pelak, sepak terjang Setnov menjadi sangat leluasa. Ruang geraknya terbentang luas, praktis, tak ada tembok tebal yang mampu menghambat. Seperti dilansir tempo.co, sebelum tersandung kasus pencatutan nama Presiden Joko Widodo dan Wapres Jusuf Kalla, ia diduga terlibat beberapa perkara besar di tanah air.
Nama Setnov jadi bahan perbincangan publik saat terjerat kasus Bank Bali, di mana PT Era Giat Prima yang berkongsi dengan Djoko S Tjandra selaku pemilik Mulia Group, menjadi tukang tagih cessie Bank Bali di empat bank yang sudah dilikuidasi penguasa. Pitutang sebesar Rp 904 miliar, sukses dicairkan. Konon, dirinya mengantongi fee cukup besar, lebih dari separo duit tagihan.
Setnov semakin sering disebut di beberapa kasus korupsi seperti suap anggaran Pekan Olahraga nasional di Riau, permainan tender kartu tanda penduduk elektronik hingga dugaan suap terhadap Ketua Mahkamah Konstitusi Akil Mochtar yang sekarang berada di bui. Di luar kasus- kasus tersebut, pertemuannya dengan Donald Trump di Amerika Serikat juga menuai kecaman. Namun, perlahan semuanya mereda.
Sopir Pribadi Hayono Isman
Usai lulus dari SMA 9 Jakarta (dulu SMA 70 Bulungan), tahun 1973 Setnov merantau ke Surabaya, Jawa Timur. Selain kuliah di Fakultas Ekonomi Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya, ia bekerja di berbagai tempat. Di antaranya di PT Sinar Mas Galaxy sebagai staf penjualan dan di sebuah dealer mobil. Setnov juga berjualan madu dan beras untuk menutupi hidup.
Setelah mengantongi gelar sarjana muda, Setnov pindah kerja ke PT Aninda Cipta Perdana milik rekannya sesama SMA, yakni Hayono Isman (sekarang politisi Partai Demokrat). Di perusahaan penyalur pupuk PT Petrokimia Gresik ini, dirinya dibebani tanggung jawab menggarap pemasaran wilayah Surabaya serta Nusa Tenggara Timur (NTT). Seringnya wira wiri ke NTT, membuatnya sangat dikenal oleh masyarakat setempat, sehingga saat Pemilu Legislatif, dia tiga kali mewakili daerah tersebut.
Merasa kariernya di Surabaya agak mentok, tahun 1979, Setnov kembali ke Jakarta untuk kuliah di Universitas Trisakti. Kendati begitu, pekerjaannya di perusahaan penyalur pupuk tak dilepasnya. Terkait hal itu, ia menumpang tidur di rumah Hayono Isman di bilangan Menteng, Jakarta Pusat. Di rumah sahabatnya, dirinya memiliki profesi tambahan sebagai sopir pribadi.
Statusnya sebagai sopir pribadi ini, dibenarkan oleh Hayono Isman yang selain merupakan karibnya semasa SMA, juga menjadi majikannya ketika berada di Jakarta. Untuk biaya kuliah di Universitas Trisakti, Setnov bekerja serabutan. Mulai mencuci mobil, membuka jasa foto kopi hingga menjadi pengemudi. “Setya tipe pekerja keras dan gigih,” kata Hayono.
Karena melihat keuletan sahabatnya, Hayono pernah berkongsi dengan Setnov untuk mendirikan perusahaan distributor
![]() |
Cover majalah tempo beberapa tahun lalu yang membahas Setya Novanto |
Karier politiknya terus melaju, sehingga secara berturut- turut, nama Setnov tetap bertengger di Senayan. Tercatat, ia duduk sebagai wakil rakyat mulai periode 1999-2004, 2004-2009,2009-2014 dan 2014-2019.
Selama tiga periode menjadi anggota DPR dari Golkar, ia mewakili provinsi NTT. Di Kupang, ia memiliki rumah 700 meter persegi, dua lantai, yang dilengkapi kolam renang. Rumah itu belakangan menjadi Novanto Center. Tiap kali berkunjung ke sana, ia rajin menyumbang banyak gereja, petani, dan peternak.
Kepiawaiannya bernegoisasi di internal partai, akhirnya membuahkan hasil. Tahun 2014 lalu, dirinya ditetapkan sebagai Ketua DPR RI. Sebuah jabatan yang prestisius untuk ukuran seorang mantan sopir pribadi.
Menyandang predikat sebagai orang nomor satu di Senayan, ditambah jabatannya di Partai Golkar selaku Bendahara Umum, tak pelak, sepak terjang Setnov menjadi sangat leluasa. Ruang geraknya terbentang luas, praktis, tak ada tembok tebal yang mampu menghambat. Seperti dilansir tempo.co, sebelum tersandung kasus pencatutan nama Presiden Joko Widodo dan Wapres Jusuf Kalla, ia diduga terlibat beberapa perkara besar di tanah air.
Nama Setnov jadi bahan perbincangan publik saat terjerat kasus Bank Bali, di mana PT Era Giat Prima yang berkongsi dengan Djoko S Tjandra selaku pemilik Mulia Group, menjadi tukang tagih cessie Bank Bali di empat bank yang sudah dilikuidasi penguasa. Pitutang sebesar Rp 904 miliar, sukses dicairkan. Konon, dirinya mengantongi fee cukup besar, lebih dari separo duit tagihan.
Setnov semakin sering disebut di beberapa kasus korupsi seperti suap anggaran Pekan Olahraga nasional di Riau, permainan tender kartu tanda penduduk elektronik hingga dugaan suap terhadap Ketua Mahkamah Konstitusi Akil Mochtar yang sekarang berada di bui. Di luar kasus- kasus tersebut, pertemuannya dengan Donald Trump di Amerika Serikat juga menuai kecaman. Namun, perlahan semuanya mereda.
Sopir Pribadi Hayono Isman
Usai lulus dari SMA 9 Jakarta (dulu SMA 70 Bulungan), tahun 1973 Setnov merantau ke Surabaya, Jawa Timur. Selain kuliah di Fakultas Ekonomi Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya, ia bekerja di berbagai tempat. Di antaranya di PT Sinar Mas Galaxy sebagai staf penjualan dan di sebuah dealer mobil. Setnov juga berjualan madu dan beras untuk menutupi hidup.
Setelah mengantongi gelar sarjana muda, Setnov pindah kerja ke PT Aninda Cipta Perdana milik rekannya sesama SMA, yakni Hayono Isman (sekarang politisi Partai Demokrat). Di perusahaan penyalur pupuk PT Petrokimia Gresik ini, dirinya dibebani tanggung jawab menggarap pemasaran wilayah Surabaya serta Nusa Tenggara Timur (NTT). Seringnya wira wiri ke NTT, membuatnya sangat dikenal oleh masyarakat setempat, sehingga saat Pemilu Legislatif, dia tiga kali mewakili daerah tersebut.
Merasa kariernya di Surabaya agak mentok, tahun 1979, Setnov kembali ke Jakarta untuk kuliah di Universitas Trisakti. Kendati begitu, pekerjaannya di perusahaan penyalur pupuk tak dilepasnya. Terkait hal itu, ia menumpang tidur di rumah Hayono Isman di bilangan Menteng, Jakarta Pusat. Di rumah sahabatnya, dirinya memiliki profesi tambahan sebagai sopir pribadi.
Statusnya sebagai sopir pribadi ini, dibenarkan oleh Hayono Isman yang selain merupakan karibnya semasa SMA, juga menjadi majikannya ketika berada di Jakarta. Untuk biaya kuliah di Universitas Trisakti, Setnov bekerja serabutan. Mulai mencuci mobil, membuka jasa foto kopi hingga menjadi pengemudi. “Setya tipe pekerja keras dan gigih,” kata Hayono.
Karena melihat keuletan sahabatnya, Hayono pernah berkongsi dengan Setnov untuk mendirikan perusahaan distributor
semen. Sayang, hanya berusia 2 tahun perusahaan tersebut berhenti karena kalah bersaing. Meski begitu, Setnov tak patah arang, ia terus berupaya berbisnis. Jatuh bangun dan lika liku perdagangan telah ia lalui.
Setya menikah dengan Luciana Lily Herliyanti, putri Brigadir Jenderal Sudharsono, mantan Wakil Kepala Kepolisian Daerah Jawa Barat. Menjadi menantu pejabat kepolisian membuat Setya punya akses ke dunia bisnis. Ia dipercaya mengelola pompa bensin milik mertuanya di Cikokol, Tangerang.
Semenjak menikah itu pula, jalan menuju sukses sepertinya semakin terbentang. Bisnisnya terlihat terus berkembang, apa lagi ketika dirinya mengenal tokoh-tokoh penting di ibu kota. Nampaknya, keberhasilan tinggal menunggu waktu saja saat itu.
Meski usahanya berhasil, perkawinannya kandas. Ia bercerai dengan Lily dan menikahi Deisti Astriani Tagor. Dari pernikahan itu, Setya memiliki empat anak.
Berhasil menyelesaikan pembangunan proyek Nagoya Plaza di Batam, Setya memiliki naluri bahwa pulau ini mampu dikembangkan menjadi lokasi wisata. Namun, lahan-lahan strategis ternyata telah dikuasai para konglomerat seperti Ciputra, Liem Sioe Liong hingga Sudwikatmono. Dirinya berfikir keras, dari tiga sosok tersebut, harus ada yang bisa didekatinya. Pilihannya ada pada diri Sudwikatmono.
Pilihannya mendekati Sudwikatmono yang sepupu Presiden Soeharto memang tepat, tetapi bukan suatu perkerjaan yang mudah. Agar mampu bertemu, Setnov berhari- hari menunggu sang konglomerat di lapangan parkir. Ia biasa menanti sejak pk 06.00 hingga pk 22.00. Kendati awalnya Sudwikatmono menolaknya, namun berkat keuletannya berdiplomasi, akhirnya Setnov diberi kesempatan mengerjakan proyek di Batam.
Proyek perdana yang digarap Setnov bersama Sudwikatmono yakni padang golf kelas internasional yang luasnya mencapai 400 hektare dengan investasi sebesar US$ 100 juta. Usai menuntaskan pekerjaan yang diberi nama Talvas Resort Islan Batam tersebut, berikutnya berbagai gawean lain segera susul menyusul. Semuanya tetap menggunakan pengaruh Sudwikatmono. Di jaman itu, siapa sih yang tidak mengenal Sudwikatmono ?
Kedekatan Setnov dengan Sudwikatmono, akhirnya membuat dirinya mampu memasuki lingkungan Cendana. Pintu Cendana semakin terbuka lebar ketika ia menulis buku mengenai Soeharto. Semenjak itu, praktis Setnov kerap hadir di acara makan- makan anak- anak Presiden ke 2 itu. Mengenal keluarga Cendana, adalah suatu berkah tersendiri. Sebab, tak semua orang sanggup melakukannya.
Karena keluarga Cendana pula, karier politik Setnov mulai berkibar. Meski ia tercatat sebagai anggota Kosgoro sejak tahun 1974, namun rekam jejak politiknya terlihat berkibar ketika orde baru tumbang, tepatnya di tahun 1999. Dirinya berhasil terpilih menjadi anggota DPR RI melalui Partai Golkar. Lengkap sudah kehidupannya, bisnis lancar, politik pun berkibar.
Duduk sebagai wakil rakyat di Senayan, rupanya membuat Setnov ketagihan. Di setiap Pemilu Legislatif berikutnya, namanya selalu lolos menjadi DPR. Hal itu bisa dimaklumi, seiring dengan makin pesatnya bisnis yang dia geluti, maka pihak DPP Partai Golkar pun meliriknya hingga ia ditunjuk menjadi Bendahara. Posisi itulah yang mengantarnya ke jabatan Ketua DPR RI 2014-2019.
Itulah sedikit gambaran perjalanan bisnis dan politik yang dilakoni Setya Novanto sebelum menjadi ketua DPR. Kini, Setnov lengser dari jabatannya sebagai ketua DPR RI karena kasus pencatutan nama Presiden dalam kontrak Freeport. Meski begitu, kisah perjalanan hidup Setnov dalam meraih sukses perlu ditiru khususnya bagi anak-anak muda yang tengah berjuang meraih mimpi. Berjuang tanpa henti dan pantang menyerah adalah kunci dari kesuksesan seseorang.
Setya menikah dengan Luciana Lily Herliyanti, putri Brigadir Jenderal Sudharsono, mantan Wakil Kepala Kepolisian Daerah Jawa Barat. Menjadi menantu pejabat kepolisian membuat Setya punya akses ke dunia bisnis. Ia dipercaya mengelola pompa bensin milik mertuanya di Cikokol, Tangerang.
Semenjak menikah itu pula, jalan menuju sukses sepertinya semakin terbentang. Bisnisnya terlihat terus berkembang, apa lagi ketika dirinya mengenal tokoh-tokoh penting di ibu kota. Nampaknya, keberhasilan tinggal menunggu waktu saja saat itu.
Meski usahanya berhasil, perkawinannya kandas. Ia bercerai dengan Lily dan menikahi Deisti Astriani Tagor. Dari pernikahan itu, Setya memiliki empat anak.
Berhasil menyelesaikan pembangunan proyek Nagoya Plaza di Batam, Setya memiliki naluri bahwa pulau ini mampu dikembangkan menjadi lokasi wisata. Namun, lahan-lahan strategis ternyata telah dikuasai para konglomerat seperti Ciputra, Liem Sioe Liong hingga Sudwikatmono. Dirinya berfikir keras, dari tiga sosok tersebut, harus ada yang bisa didekatinya. Pilihannya ada pada diri Sudwikatmono.
Pilihannya mendekati Sudwikatmono yang sepupu Presiden Soeharto memang tepat, tetapi bukan suatu perkerjaan yang mudah. Agar mampu bertemu, Setnov berhari- hari menunggu sang konglomerat di lapangan parkir. Ia biasa menanti sejak pk 06.00 hingga pk 22.00. Kendati awalnya Sudwikatmono menolaknya, namun berkat keuletannya berdiplomasi, akhirnya Setnov diberi kesempatan mengerjakan proyek di Batam.
Proyek perdana yang digarap Setnov bersama Sudwikatmono yakni padang golf kelas internasional yang luasnya mencapai 400 hektare dengan investasi sebesar US$ 100 juta. Usai menuntaskan pekerjaan yang diberi nama Talvas Resort Islan Batam tersebut, berikutnya berbagai gawean lain segera susul menyusul. Semuanya tetap menggunakan pengaruh Sudwikatmono. Di jaman itu, siapa sih yang tidak mengenal Sudwikatmono ?
Kedekatan Setnov dengan Sudwikatmono, akhirnya membuat dirinya mampu memasuki lingkungan Cendana. Pintu Cendana semakin terbuka lebar ketika ia menulis buku mengenai Soeharto. Semenjak itu, praktis Setnov kerap hadir di acara makan- makan anak- anak Presiden ke 2 itu. Mengenal keluarga Cendana, adalah suatu berkah tersendiri. Sebab, tak semua orang sanggup melakukannya.
Karena keluarga Cendana pula, karier politik Setnov mulai berkibar. Meski ia tercatat sebagai anggota Kosgoro sejak tahun 1974, namun rekam jejak politiknya terlihat berkibar ketika orde baru tumbang, tepatnya di tahun 1999. Dirinya berhasil terpilih menjadi anggota DPR RI melalui Partai Golkar. Lengkap sudah kehidupannya, bisnis lancar, politik pun berkibar.
Duduk sebagai wakil rakyat di Senayan, rupanya membuat Setnov ketagihan. Di setiap Pemilu Legislatif berikutnya, namanya selalu lolos menjadi DPR. Hal itu bisa dimaklumi, seiring dengan makin pesatnya bisnis yang dia geluti, maka pihak DPP Partai Golkar pun meliriknya hingga ia ditunjuk menjadi Bendahara. Posisi itulah yang mengantarnya ke jabatan Ketua DPR RI 2014-2019.
Itulah sedikit gambaran perjalanan bisnis dan politik yang dilakoni Setya Novanto sebelum menjadi ketua DPR. Kini, Setnov lengser dari jabatannya sebagai ketua DPR RI karena kasus pencatutan nama Presiden dalam kontrak Freeport. Meski begitu, kisah perjalanan hidup Setnov dalam meraih sukses perlu ditiru khususnya bagi anak-anak muda yang tengah berjuang meraih mimpi. Berjuang tanpa henti dan pantang menyerah adalah kunci dari kesuksesan seseorang.