Malu Punya Payudara Besar? Kecilkan Saja
http://liputan-69.blogspot.com/2015/04/malu-punya-payudara-besar-kecilkan-saja.html
Ukuran payudara yang kelewat besar bisa memicu rasa malu atau ketidaknyamanan. Karena itu, diperlukan tindakan memperkecil payudara untuk meraih bentuk ideal.

Ada beberapa indikasi untuk tindakan memperkecil ukuran payudara ini. ”Istilahnya reduction. Tindakan bedah plastik pengecilan payudara,” ujar Prof dr M. Sjaifuddin Noer SpBP-RE(K).
Menurut Kepala Departemen SMF Bedah Plastik Rekonstruksi dan Estetik FK Unair itu, payudara yang terlalu besar bisa memunculkan rasa malu, minder, dan nyeri karena terlalu berat. Kesulitan lainnya adalah mencari ukuran baju yang sesuai. Belum lagi rasa gatal di kulit.
Sjaifuddin mengatakan, indikasi utama payudara perlu dikecilkan jika asimetris. Yakni, posisi bagian kanan dan kiri tidak sama. Lalu, timbul nyeri pada punggung, leher, dan bahu.
Tindakan operasi dimulai dengan mengiris sekitar areola atau puting payudara. Tujuannya mengambil bagian jaringan tertentu pada payudara. Lalu, payudara dinaikkan. Letak puting bisa dipindah. Selama tindakan, pasien dibius total. ”Nanti dibuat simetris kiri-kanan,” ungkapnya.
Dua pekan pascaoperasi, pasien bisa beraktivitas. Selain itu, sama seperti pada operasi pembesaran, tindakan pengecilan tidak akan merusak kelenjar air susu. Pasien tetap bisa hamil dan menyusui.
Menurut dia, setiap operasi memiliki risiko. Pasien perlu mendapat penjelasan mengenai risiko pembiusan, penimbunan darah, infeksi, dan perubahan sensasi pada puting atau payudara. ”Ini semua bisa diatasi,” ujarnya.
Sehabis operasi, pasien
Ada beberapa indikasi untuk tindakan memperkecil ukuran payudara ini. ”Istilahnya reduction. Tindakan bedah plastik pengecilan payudara,” ujar Prof dr M. Sjaifuddin Noer SpBP-RE(K).
Menurut Kepala Departemen SMF Bedah Plastik Rekonstruksi dan Estetik FK Unair itu, payudara yang terlalu besar bisa memunculkan rasa malu, minder, dan nyeri karena terlalu berat. Kesulitan lainnya adalah mencari ukuran baju yang sesuai. Belum lagi rasa gatal di kulit.
Sjaifuddin mengatakan, indikasi utama payudara perlu dikecilkan jika asimetris. Yakni, posisi bagian kanan dan kiri tidak sama. Lalu, timbul nyeri pada punggung, leher, dan bahu.
Tindakan operasi dimulai dengan mengiris sekitar areola atau puting payudara. Tujuannya mengambil bagian jaringan tertentu pada payudara. Lalu, payudara dinaikkan. Letak puting bisa dipindah. Selama tindakan, pasien dibius total. ”Nanti dibuat simetris kiri-kanan,” ungkapnya.
Dua pekan pascaoperasi, pasien bisa beraktivitas. Selain itu, sama seperti pada operasi pembesaran, tindakan pengecilan tidak akan merusak kelenjar air susu. Pasien tetap bisa hamil dan menyusui.
Menurut dia, setiap operasi memiliki risiko. Pasien perlu mendapat penjelasan mengenai risiko pembiusan, penimbunan darah, infeksi, dan perubahan sensasi pada puting atau payudara. ”Ini semua bisa diatasi,” ujarnya.
Sehabis operasi, pasien
sebaiknya tidak melakukan olahraga selama satu bulan.
Namun, pemakaian bra tetap diperbolehkan. Harapannya, perempuan yang menjalani operasi mendapatkan hasil sesuai keinginan dan terhindar dari komplikasi.
Sjaifuddin mengungkapkan, pada dunia bedah plastik estetik, pengecilan payudara sudah jamak dilakukan. Memang, jumlah permintaannya tidak sebesar operasi pembesaran. Meski begitu, prosedurnya juga tidak kalah rumit.
Pertama, payudara harus diperiksa. Yakni terkait kelenturan kulit, ukuran, dan bentuknya. Sama seperti operasi memperbesar payudara, tindakan pengecilan juga akan meningkatkan kepercayaan diri.
Sjaifuddin menambahkan, tindakan bedah plastik belakangan makin diminati. Operasi memperbaiki struktur tubuh itu tidak hanya untuk tujuan estetika, tapi juga untuk rekonstruksi.
Misalnya, perempuan yang mengalami mastektomi atau pengangkatan payudara bisa memiliki payudara lagi. Kondisi ini umumnya menjadi keluhan perempuan yang terkena kanker payudara satu sisi.
Nama tindakan rekonstruksi itu adalah transverse rectus abdominis musculocutaneous (TRAM). Yakni, sebagian otot dan pembuluh darah dari perut atau punggung dipindah untuk membentuk payudara baru. Tujuan utamanya hanya merekonstruksi bentuk, tidak mengembalikan fungsi.
”Tentu ini memperbaiki psikologis perempuan yang diangkat payudaranya,” ungkapnya.
"Tindakan ini bisa dilakukan di sini. Tidak perlu ke luar negeri,” imbuhnya.
Namun, pemakaian bra tetap diperbolehkan. Harapannya, perempuan yang menjalani operasi mendapatkan hasil sesuai keinginan dan terhindar dari komplikasi.
Sjaifuddin mengungkapkan, pada dunia bedah plastik estetik, pengecilan payudara sudah jamak dilakukan. Memang, jumlah permintaannya tidak sebesar operasi pembesaran. Meski begitu, prosedurnya juga tidak kalah rumit.
Pertama, payudara harus diperiksa. Yakni terkait kelenturan kulit, ukuran, dan bentuknya. Sama seperti operasi memperbesar payudara, tindakan pengecilan juga akan meningkatkan kepercayaan diri.
Sjaifuddin menambahkan, tindakan bedah plastik belakangan makin diminati. Operasi memperbaiki struktur tubuh itu tidak hanya untuk tujuan estetika, tapi juga untuk rekonstruksi.
Misalnya, perempuan yang mengalami mastektomi atau pengangkatan payudara bisa memiliki payudara lagi. Kondisi ini umumnya menjadi keluhan perempuan yang terkena kanker payudara satu sisi.
Nama tindakan rekonstruksi itu adalah transverse rectus abdominis musculocutaneous (TRAM). Yakni, sebagian otot dan pembuluh darah dari perut atau punggung dipindah untuk membentuk payudara baru. Tujuan utamanya hanya merekonstruksi bentuk, tidak mengembalikan fungsi.
”Tentu ini memperbaiki psikologis perempuan yang diangkat payudaranya,” ungkapnya.
"Tindakan ini bisa dilakukan di sini. Tidak perlu ke luar negeri,” imbuhnya.