Biar Dapat Suaka di Jerman, Banyak Pengungsi asal Timur Tengah Pindah Agama ke Kristen
http://liputan-69.blogspot.com/2015/09/biar-dapat-suaka-di-jerman-banyak.html
Berbagai cara ditempuh para pengungsi dari Timur Tengah setibanya di Jerman agar permohonan suaka mereka di terima di Jerman. Tidak hanya harta benda yang dikorbankan demi mendapatkan kehidupan layak, mereka bahkan terpaksa harus pindah agama dari Islam menjadi Kristen demi meningkatkan peluang diterima di negara barunya tersebut.
Seperti di beritakan kantor berita Associated Press, Sabtu (5/9), menunjukkan cukup banyak imigran yang sebelumnya memeluk Islam, memilih masuk Kristen setibanya di Jerman. Dengan berpindah agama maka alasan pengajuan suaka mereka berpeluang besar diterima karena mereka berisiko dieksekusi mati seandainya dideportasi ke kampung halaman.
Di Ibu Kota Berlin, setidaknya 80 imigran antre dibaptis di Gereja Trinitas. Gereja Lutheran di Kota Hannover melaporkan kondisi serupa, dengan mayoritas pendatang asal Iran mengajukan permohonan pindah agama.
Salah satu keluarga imigran yang baru saja pindah agama adalah Mohammed Ali Zonoobi. Pengungsi asal Kota Shiraz, Iran, ini awal pekan ini dibaptis di Gereja Trinitas Kota Berlin. Dia sekarang punya nama baru Martin.
Martin mengajak seluruh keluarganya, istri dan dua anaknya, untuk ikut pindah agama. Martin membantah masuk Kristen hanya demi dapat suaka. Sebaliknya, sang istri Afsaneh, lebih jujur. "Dengan begini anak kami bisa punya masa depan lebih baik dan berpeluang merasakan pendidikan yang bermutu di Jerman."
Imigran Iran lainnya, Vesam Heydari, membenarkan motif suaka itu. Heydari yang memang beragama Kristen, pada 2009 mengajukan suaka kepada pemerintah Norwegia, tapi ditolak.
Dia lalu beralih ke Jerman karena kabarnya alasan ancaman kebebasan beragama biasanya diterima. Sesampainya di Negeri Panzer, dia kaget karena sudah banyak imigran lain yang memakai alasan serupa. Heydari merasa dirugikan, karena sebagai penganut Kristen asli malah harus mengantre evaluasi suaka gara-gara banyak yang pindah agama mendadak.
"Mereka tidak tulus (pindah agama), alasannya jelas untuk bisa tetap tinggal di Jerman," tudingnya.
Seperti di beritakan kantor berita Associated Press, Sabtu (5/9), menunjukkan cukup banyak imigran yang sebelumnya memeluk Islam, memilih masuk Kristen setibanya di Jerman. Dengan berpindah agama maka alasan pengajuan suaka mereka berpeluang besar diterima karena mereka berisiko dieksekusi mati seandainya dideportasi ke kampung halaman.
Di Ibu Kota Berlin, setidaknya 80 imigran antre dibaptis di Gereja Trinitas. Gereja Lutheran di Kota Hannover melaporkan kondisi serupa, dengan mayoritas pendatang asal Iran mengajukan permohonan pindah agama.
Salah satu keluarga imigran yang baru saja pindah agama adalah Mohammed Ali Zonoobi. Pengungsi asal Kota Shiraz, Iran, ini awal pekan ini dibaptis di Gereja Trinitas Kota Berlin. Dia sekarang punya nama baru Martin.
Martin mengajak seluruh keluarganya, istri dan dua anaknya, untuk ikut pindah agama. Martin membantah masuk Kristen hanya demi dapat suaka. Sebaliknya, sang istri Afsaneh, lebih jujur. "Dengan begini anak kami bisa punya masa depan lebih baik dan berpeluang merasakan pendidikan yang bermutu di Jerman."
Imigran Iran lainnya, Vesam Heydari, membenarkan motif suaka itu. Heydari yang memang beragama Kristen, pada 2009 mengajukan suaka kepada pemerintah Norwegia, tapi ditolak.
Dia lalu beralih ke Jerman karena kabarnya alasan ancaman kebebasan beragama biasanya diterima. Sesampainya di Negeri Panzer, dia kaget karena sudah banyak imigran lain yang memakai alasan serupa. Heydari merasa dirugikan, karena sebagai penganut Kristen asli malah harus mengantre evaluasi suaka gara-gara banyak yang pindah agama mendadak.
"Mereka tidak tulus (pindah agama), alasannya jelas untuk bisa tetap tinggal di Jerman," tudingnya.