Hukum Suami Tidak Mau Berhubungan Intim dengan Istri Meski Sehat dan Mampu
https://liputan-69.blogspot.com/2015/07/hukum-suami-tidak-mau-berhubungan-intim.html
Berhubungan seks bukan hanya hak suami, tetapi juga hak istri. Suami juga berkewajiban memenuhi hak istri bila istrinya ingin berhubungan intim. Menurut pendapat Imam Abu Hanifah, Imam Ahmad dan pilihan Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah, suami itu wajib menyetubuhi istrinya sesuai dengan kemampuan suami dan kecukupan istri.

Allah SWT memerintahkan para suami untuk menyetubuhi istri-istrinya:
“Jika mereka telah suci, maka campurilah mereka (istri-istrimu) itu di tempat yang diperintahkan Allah kepadamu.” (QS. Al-Baqarah: 222)
Imam Ibnu Hazm menyatakan bahwa suami wajib menyetubuhi istrinya jika ia tidak ada halangan apa-apa.
Ada kisah yang menarik mengenai suami yang tidak mau menggauli istrinya berikut ini:
Muhammad bin Ma’an al-Ghifari berkata,
“Seorang perempuan datang kepada ‘Umar lalu berkata, ‘Wahai Amirul Mu’minin, sesungguhnya suamiku siang hari puasa dan malam hari shalat. Aku tidak senang mengadu kepadanya karena ia menjalankan ketaatannya kepada Allah.’
Lalu ‘Umar berkata kepadanya, ‘Memang laki-laki itu adalah suamimu.”
Lalu berkali-kali perempuan tadi mengulangi perkataannya dan ‘Umar pun berkali-kali pula mengulang jawabannya.
Lalu Ka’ab al-Asadi berkata kepada ‘Umar, “Wahai Amirul Mu’minin, perempuan ini mengadukan keadaan suaminya karena ia membiarkan tidur sendirian.’
Lalu ‘Umar menjawab, ‘Kalau seperti itu yang kau fahami dari ucapannya, maka putuskanlah perkara antara keduanya.’
Lalu Ka’ab berkata, ‘Saya akan datangkan suaminya.’
Kemudian datanglah suaminya lalu Ka’ab bertanya kepadanya, ‘Sesungguhnya istrimu ini mengadukan kamu.’
Lalu ia menjawab, ‘Apakah tentang persoalan makan dan minum?’
Jawab Kaab, ‘Bukan.’
Lalu istrinya berkata, “Wahai Pak Hakim yang bijak bestari, suamiku meninggalkan tempat tidurku karena masjidnya. Ia jauhi tempat tidurku karena beribadah. Berilah keputusan wahai Ka’ab. Jangan bimbang. Siang dan malam ia tidak tidur. Tetapi sikapnya terhadap perempuan aku tidak dapat memujinya.’
Lalu suaminya menjawab, ‘Aku menjauhkan diri dari perempuan dan kenikmatan seks. Aku adalah orang yang sedang menekuni ayat-ayat yang diturunkan dalam surat Nahl dan tujuh surat-surat yang panjang (al-Baqarah, Ali Imran, an-Nisaa`, al-Ma`idah, al-An’am, al-Anfaal, dan

Allah SWT memerintahkan para suami untuk menyetubuhi istri-istrinya:
“Jika mereka telah suci, maka campurilah mereka (istri-istrimu) itu di tempat yang diperintahkan Allah kepadamu.” (QS. Al-Baqarah: 222)
Imam Ibnu Hazm menyatakan bahwa suami wajib menyetubuhi istrinya jika ia tidak ada halangan apa-apa.
Ada kisah yang menarik mengenai suami yang tidak mau menggauli istrinya berikut ini:
Muhammad bin Ma’an al-Ghifari berkata,
“Seorang perempuan datang kepada ‘Umar lalu berkata, ‘Wahai Amirul Mu’minin, sesungguhnya suamiku siang hari puasa dan malam hari shalat. Aku tidak senang mengadu kepadanya karena ia menjalankan ketaatannya kepada Allah.’
Lalu ‘Umar berkata kepadanya, ‘Memang laki-laki itu adalah suamimu.”
Lalu berkali-kali perempuan tadi mengulangi perkataannya dan ‘Umar pun berkali-kali pula mengulang jawabannya.
Lalu Ka’ab al-Asadi berkata kepada ‘Umar, “Wahai Amirul Mu’minin, perempuan ini mengadukan keadaan suaminya karena ia membiarkan tidur sendirian.’
Lalu ‘Umar menjawab, ‘Kalau seperti itu yang kau fahami dari ucapannya, maka putuskanlah perkara antara keduanya.’
Lalu Ka’ab berkata, ‘Saya akan datangkan suaminya.’
Kemudian datanglah suaminya lalu Ka’ab bertanya kepadanya, ‘Sesungguhnya istrimu ini mengadukan kamu.’
Lalu ia menjawab, ‘Apakah tentang persoalan makan dan minum?’
Jawab Kaab, ‘Bukan.’
Lalu istrinya berkata, “Wahai Pak Hakim yang bijak bestari, suamiku meninggalkan tempat tidurku karena masjidnya. Ia jauhi tempat tidurku karena beribadah. Berilah keputusan wahai Ka’ab. Jangan bimbang. Siang dan malam ia tidak tidur. Tetapi sikapnya terhadap perempuan aku tidak dapat memujinya.’
Lalu suaminya menjawab, ‘Aku menjauhkan diri dari perempuan dan kenikmatan seks. Aku adalah orang yang sedang menekuni ayat-ayat yang diturunkan dalam surat Nahl dan tujuh surat-surat yang panjang (al-Baqarah, Ali Imran, an-Nisaa`, al-Ma`idah, al-An’am, al-Anfaal, dan
at-Taubah, red). Dalam Kitabullah ada peringatan dari Tuhan.
Setelah itu Ka’ab berkata, ‘Sesungguhnya istrimu mempunyai hak atas dirimu, wahai kawan. Bagian dia ada pada yang empat (dua paha laki-laki dan dua paha perempuan, red), bagi orang yang berakal. Berikanlah itu kepadanya, Dan janganlah anda perpanjang alasan.’
Kemudian Ka’ab berkata, ‘Allah menghalalkan kamu menikahi empat perempuan. Tiga malamnya menjadi hakmu untuk menyembah Tuhanmu.’
Umar berkata, ‘Demi Allah, aku tidak tahu mana dari dua perkaramu ini yang paling ajaib. Apakah dari pengertianmu atas persoalan mereka ataukah putusanmu kepada keduanya. Sekarang baiklah anda pulang, wahai Ka’ab. Dan anda saya angkat jadi Hakim di Bashrah.’
Semoga kisah tadi bisa memberi semangat para suami untuk menggauli para istrinya tanpa harus menunggu sang istri sampai meminta haknya. Jangan biarkan istri anda merana, apalagi mulai berfikir untuk berselingkuh. Na’uddzu billahi min dzalika.
Jadilah suami yang baik terhadap istri-istri anda, karena itu tanda kesempurnaan iman seorang mu’min.
‘An Abii Hurairata qaala: qaala rasuulullaaHi (saw):
“Akmalul mu`miniina iimaanan ahsanuHum khuluqan, wakhiyaarukum linisaa`iHim.”
Artinya:
Dari Abu Hurairah ra, ia berkata: Rasulullah saw bersabda:
”Sesempurna-sempurna iman orang mukmin adalah yang paling baik akhlaqnya dan yang paling baik terhadap istrinya.” (HR. Ahmad dan Tirmidzi, Tirmidzi mengesahkannya)
Insya Allah keinginan untuk menjadi mu’min yang sempurna ini akan mengatasi segala kecapekan. Madu, jahe, dan pasak bumi siap menyokong stamina suami agar segar dan kuat saat menyetubuhi istrinya.
Setelah itu Ka’ab berkata, ‘Sesungguhnya istrimu mempunyai hak atas dirimu, wahai kawan. Bagian dia ada pada yang empat (dua paha laki-laki dan dua paha perempuan, red), bagi orang yang berakal. Berikanlah itu kepadanya, Dan janganlah anda perpanjang alasan.’
Kemudian Ka’ab berkata, ‘Allah menghalalkan kamu menikahi empat perempuan. Tiga malamnya menjadi hakmu untuk menyembah Tuhanmu.’
Umar berkata, ‘Demi Allah, aku tidak tahu mana dari dua perkaramu ini yang paling ajaib. Apakah dari pengertianmu atas persoalan mereka ataukah putusanmu kepada keduanya. Sekarang baiklah anda pulang, wahai Ka’ab. Dan anda saya angkat jadi Hakim di Bashrah.’
Semoga kisah tadi bisa memberi semangat para suami untuk menggauli para istrinya tanpa harus menunggu sang istri sampai meminta haknya. Jangan biarkan istri anda merana, apalagi mulai berfikir untuk berselingkuh. Na’uddzu billahi min dzalika.
Jadilah suami yang baik terhadap istri-istri anda, karena itu tanda kesempurnaan iman seorang mu’min.
‘An Abii Hurairata qaala: qaala rasuulullaaHi (saw):
“Akmalul mu`miniina iimaanan ahsanuHum khuluqan, wakhiyaarukum linisaa`iHim.”
Artinya:
Dari Abu Hurairah ra, ia berkata: Rasulullah saw bersabda:
”Sesempurna-sempurna iman orang mukmin adalah yang paling baik akhlaqnya dan yang paling baik terhadap istrinya.” (HR. Ahmad dan Tirmidzi, Tirmidzi mengesahkannya)
Insya Allah keinginan untuk menjadi mu’min yang sempurna ini akan mengatasi segala kecapekan. Madu, jahe, dan pasak bumi siap menyokong stamina suami agar segar dan kuat saat menyetubuhi istrinya.
(sumber: mediaislamnet.com)