Kabut Asap Riau Makin Parah, Mahasiswa Kirim Surat Terbuka untuk Jokowi
https://liputan-69.blogspot.com/2015/09/kabut-asap-riau-makin-parah-mahasiswa.html
Kabut asap yang semakin parah melanda Riau, memicu reaksi kejengkelan dan amarah rakyat Riau. Mereka mendesak pemerintah cepat bertindak.
Salah satunya seperti yang dilakukan aktivis mahasiswa satu ini. Ia menuliskan surat terbuka yang ditujukan pada Presiden Joko Widodo, perihal derita asap yang dirasakan 6,3 juta rakyat Riau.
Berikut isi suratnya yang tengah ramai jadi perbincangan di kalangan netizen:
SURAT TERBUKA untuk PRESIDEN saya tercinta JOKO WIDODO.
Assalamualaikum Wr. Wb
Salam satu Indonesia.
Salam Revolusi Mental.
Kepada bapak presiden yang ku sayangi dan banggakan.
Ini hanya tulisan kecil untuk seorang bapak yang berjiwa besar, tak sebanding dengan kebaikan bapak yang selama ini saya lihat di media massa kita.
Pak.. Apa kabar bapak?
Ibu Negara bagaimana kabarnya?
Apakah sehat sehat saja?
Saya doakan bapak dan sekeluarga sehat selalu tanpa kurang apapun, terutama jgn sampai terkena ISPA ya pak, seperti teman teman saya di Riau.
Kalau bapak terkena ISPA terus siapa lagi yang mengurusi negeri ini?
Kami butuh bapak, karena saya lihat di media massa, bapak sangat baik..
Bahkan isu yang terbaru, bapak mempertemukan Go Jek dgn Ojek Pangkalan, sungguh mulia diri bapak..
Pak.. Mohon luang kan waktu nya sedikit saja untuk membaca surat ini.
Surat ini khusus saya buat untuk bapak.
Pak..
Riau memang tak sama macam Jawa Barat yang kursi DPR nya paling banyak se Indonesia sehingga ramai diperebutkan oleh partai politik untuk mendulang suara pada pemilu.
Riau juga bukan Sumatera Barat yang pernah mempunyai menteri dalam negeri sehingga semua kejadian akan mendapatkan respon langsung dari pemerintah.
Riau juga bukan Jogjakarta yang istimewa, walaupun provinsi miskin tapi selalu menjadi daerah yang mendapat kaya perhatian dari pemerintah pusat.
Riau juga bukan Aceh yang punya pasukan GAM sehingga republik ini selalu ikut apa kata mereka.
Riau juga bukan Jakarta yg selalu dipandang khusus dalam segala hal.
Tapi asal bapak tau, minyak bumi kami pernah menjadi pemasok APBN terbesar dari segi migas.
Perkebunan sawit Riau adalah yang terbesar dan selalu dibanggakan oleh Indonesia dalam bidang perkebunan.
Kami juga rela memberikan seluruh harta kerajaan Siak Sri Inderapura kami hanya untuk membangun republik ini ketika awal kemerdekaan.
Bahasa Indonesia yang kita pakai sekarang ini adalah bahasa yang berasal dari provinsi kami.
Ya, memang..
Dari segi dunia kepahlawanan, pahlawan kami Tuanku Tambusai tak setenar Pangeran Diponegoro yang namanya diabadikan menjadi nama jalan dimana-mana.
Tari Zapin Melayu kami pun juga tak semenarik tari Kecak dan Pendet yang selalu ditampilkan disetiap acara tingkat nasional.
Serta Kami pun hanya punya lagu "Lancang Kuning" yang tak seterkenal lagu "Kampuong nan jauh di mato" meskipun di dalam lirik lagu nya ada pesan tentang bagaimana cara kepemimpinan yang baik, mungkin bisa juga menjadi tolak ukur bapak untuk memimpin negeri kita yang kaya raya ini.
Apa bapak tau tentang kami?
Apa kami harus seperti Papua minta merdeka baru diperhatikan?
Apa kami harus berdemo ala Makasar baru bapak melihat kami?
Kami hanya minta republik ini adil. Bagaimana musibah di Jawa diperlakukan, harusnya kami diperlakukan sama.
Selamatkan Bumi Lancang Kuning Sekarang Juga pak !
Kalau tidak, biarkan kami menentukan nasib kami sendiri !
KARENA BISA JADI JIKA SEPERTI INI TERUS, RIAU MERDEKA MENJADI HARGA MATI!!
Terimakasih telah membaca surat ini pak.
Dan maafkan kelancangan kata kata saya yang menyinggung hati bapak.
Karena saya hanyalah seorang manusia yang luput dari media, tidaklah seperti bapak yang selalu muncul di media massa sehingga sudah terbiasa dalam merangkai kata yang indah dan luar biasa.
Dari Seorang Aktivis Mahasiswa
Insanul Kamil Negarawan.
Salah satunya seperti yang dilakukan aktivis mahasiswa satu ini. Ia menuliskan surat terbuka yang ditujukan pada Presiden Joko Widodo, perihal derita asap yang dirasakan 6,3 juta rakyat Riau.
Berikut isi suratnya yang tengah ramai jadi perbincangan di kalangan netizen:
SURAT TERBUKA untuk PRESIDEN saya tercinta JOKO WIDODO.
Assalamualaikum Wr. Wb
Salam satu Indonesia.
Salam Revolusi Mental.
Kepada bapak presiden yang ku sayangi dan banggakan.
Ini hanya tulisan kecil untuk seorang bapak yang berjiwa besar, tak sebanding dengan kebaikan bapak yang selama ini saya lihat di media massa kita.
Pak.. Apa kabar bapak?
Ibu Negara bagaimana kabarnya?
Apakah sehat sehat saja?
Saya doakan bapak dan sekeluarga sehat selalu tanpa kurang apapun, terutama jgn sampai terkena ISPA ya pak, seperti teman teman saya di Riau.
Kalau bapak terkena ISPA terus siapa lagi yang mengurusi negeri ini?
Kami butuh bapak, karena saya lihat di media massa, bapak sangat baik..
Bahkan isu yang terbaru, bapak mempertemukan Go Jek dgn Ojek Pangkalan, sungguh mulia diri bapak..
Pak.. Mohon luang kan waktu nya sedikit saja untuk membaca surat ini.
Surat ini khusus saya buat untuk bapak.
Pak..
Riau memang tak sama macam Jawa Barat yang kursi DPR nya paling banyak se Indonesia sehingga ramai diperebutkan oleh partai politik untuk mendulang suara pada pemilu.
Riau juga bukan Sumatera Barat yang pernah mempunyai menteri dalam negeri sehingga semua kejadian akan mendapatkan respon langsung dari pemerintah.
Riau juga bukan Jogjakarta yang istimewa, walaupun provinsi miskin tapi selalu menjadi daerah yang mendapat kaya perhatian dari pemerintah pusat.
Riau juga bukan Aceh yang punya pasukan GAM sehingga republik ini selalu ikut apa kata mereka.
Riau juga bukan Jakarta yg selalu dipandang khusus dalam segala hal.
Tapi asal bapak tau, minyak bumi kami pernah menjadi pemasok APBN terbesar dari segi migas.
Perkebunan sawit Riau adalah yang terbesar dan selalu dibanggakan oleh Indonesia dalam bidang perkebunan.
Kami juga rela memberikan seluruh harta kerajaan Siak Sri Inderapura kami hanya untuk membangun republik ini ketika awal kemerdekaan.
Bahasa Indonesia yang kita pakai sekarang ini adalah bahasa yang berasal dari provinsi kami.
Ya, memang..
Dari segi dunia kepahlawanan, pahlawan kami Tuanku Tambusai tak setenar Pangeran Diponegoro yang namanya diabadikan menjadi nama jalan dimana-mana.
Tari Zapin Melayu kami pun juga tak semenarik tari Kecak dan Pendet yang selalu ditampilkan disetiap acara tingkat nasional.
Serta Kami pun hanya punya lagu "Lancang Kuning" yang tak seterkenal lagu "Kampuong nan jauh di mato" meskipun di dalam lirik lagu nya ada pesan tentang bagaimana cara kepemimpinan yang baik, mungkin bisa juga menjadi tolak ukur bapak untuk memimpin negeri kita yang kaya raya ini.
Apa bapak tau tentang kami?
Apa kami harus seperti Papua minta merdeka baru diperhatikan?
Apa kami harus berdemo ala Makasar baru bapak melihat kami?
Kami hanya minta republik ini adil. Bagaimana musibah di Jawa diperlakukan, harusnya kami diperlakukan sama.
Selamatkan Bumi Lancang Kuning Sekarang Juga pak !
Kalau tidak, biarkan kami menentukan nasib kami sendiri !
KARENA BISA JADI JIKA SEPERTI INI TERUS, RIAU MERDEKA MENJADI HARGA MATI!!
Terimakasih telah membaca surat ini pak.
Dan maafkan kelancangan kata kata saya yang menyinggung hati bapak.
Karena saya hanyalah seorang manusia yang luput dari media, tidaklah seperti bapak yang selalu muncul di media massa sehingga sudah terbiasa dalam merangkai kata yang indah dan luar biasa.
Dari Seorang Aktivis Mahasiswa
Insanul Kamil Negarawan.