Mari Do'akan Aylan Kurdi, Semoga Bayi Korban Konflik Timur Tengah ini Bahagia di Surga
https://liputan-69.blogspot.com/2015/09/mari-doakan-aylan-kurdi-semoga-bayi.html
Beredar sebuah foto yang memperlihatkan seorang bayi terbaring dalam kondisi tengkurap. Ia tampak basah kuyup tersapu ombak. Sekilas sosoknya seperti sedang tertidur, namun... Innalillahi, ternyata ia sudah tak bernyawa.
Jenazah bayi mungil yang akhirnya dibawa oleh regu penyelamat ini merupakan salah satu pengungsi yang berlayar melintas Mediteranian dengan dua kapal yang baru tiba di Yunani kemarin, Selasa (2/9). Belakangan, nama bayi tersebut diketahui bernama Aylan Kurdi.
Aylan Kurdi baru berusia dua tahun, ia lahir di negeri yang penuh konflik. Orangtuanya, Abdullah dan Rehen, bergabung bersama imigran lainnya untuk mencari kehidupan yang lebih baik bagi Aylan dan kakak laki-lakinya yang berusia empat tahun, Galip.
Abdullah Kurdi mengatakan bahwa ia menaiki kapal kecil di Turki bersama 12 pengungsi lainnya. Kapal itu juga berisi dua orang penyelundup dan para pengungsi dari Suriah dan Turki.
"Aku bertanya pada penyelundup itu, apakah kapalnya kosong? Haruskah aku turun bersama istri dan anak-anakku?" tuturnya pada CNN (4/9).
Penyelundup pun menjawab pertanyaan Abdullah dengan mengatakan bahwa mereka akan baik-baik saja.
"Kapal ini terjamin," ujar penyelundup tersebut.
Namun tiba-tiba ombak menyerang badan kapal dan kapal pun mulai goyah. Tidak bertanggung jawab, penyelundup malah lompat dan berenang ke arah pantai.
Abdullah yang saat itu masih di atas kapal, mengambil alih setir. Namun nahas, kapal terbalik dan tenggelam.
"Aku mencoba meraih istri dan anakku. Aku berada di air selama 20 menit. Satu orang mati, yang lainnya menyusul," ujar Abdullah lagi.
Tak lama kemudian, tim penyelamat dari Turki datang. Dua pria dan seorang anak dinyatakan hilang.
Abdullah mengatakan bahwa saat itu mereka pergi dengan tujuan Swedia dari lewat Yunani.
Kejadian tragis ini seharusnya mengingatkan para pemimpin Eropa, yang baru-baru ini berusaha mencegah para imigran masuk ke Eropa, bahwa semakin banyak imigran yang tewas saat melarikan diri dari negaranya dan membutuhkan tempat untuk berlindung.
Aylan Kurdi bukan bayi pertama yang tewas. Ribuan bayi lain telah mendahuluinya; tewas dengan cara dan di tempat berbeda. Ada yang tewas di Suriah karena bom dan peluru. Ada yang tewas terpapar senjata kimia. Ada yang tewas karena kelaparan yang menyiksa. Ada yang tewas saat mengarungi lautan. Ada yang tewas setelah tiba di pengungsian.
Semoga mereka semua tercatat sebagai syuhada.
Semoga kejadian ini juga membuka kepedulian dunia. Khususnya kepedulian dunia Islam. Agar bisa menghentikan penderitaan Muslim Suriah. Agar umat Islam tenang beraktifitas dan beribadah. Agar tidak semakin banyak nyawa yang melayang dan darah yang tertumpah.
Jenazah bayi mungil yang akhirnya dibawa oleh regu penyelamat ini merupakan salah satu pengungsi yang berlayar melintas Mediteranian dengan dua kapal yang baru tiba di Yunani kemarin, Selasa (2/9). Belakangan, nama bayi tersebut diketahui bernama Aylan Kurdi.
Aylan Kurdi baru berusia dua tahun, ia lahir di negeri yang penuh konflik. Orangtuanya, Abdullah dan Rehen, bergabung bersama imigran lainnya untuk mencari kehidupan yang lebih baik bagi Aylan dan kakak laki-lakinya yang berusia empat tahun, Galip.
Abdullah Kurdi mengatakan bahwa ia menaiki kapal kecil di Turki bersama 12 pengungsi lainnya. Kapal itu juga berisi dua orang penyelundup dan para pengungsi dari Suriah dan Turki.
"Aku bertanya pada penyelundup itu, apakah kapalnya kosong? Haruskah aku turun bersama istri dan anak-anakku?" tuturnya pada CNN (4/9).
Penyelundup pun menjawab pertanyaan Abdullah dengan mengatakan bahwa mereka akan baik-baik saja.
"Kapal ini terjamin," ujar penyelundup tersebut.
Namun tiba-tiba ombak menyerang badan kapal dan kapal pun mulai goyah. Tidak bertanggung jawab, penyelundup malah lompat dan berenang ke arah pantai.
Abdullah yang saat itu masih di atas kapal, mengambil alih setir. Namun nahas, kapal terbalik dan tenggelam.
"Aku mencoba meraih istri dan anakku. Aku berada di air selama 20 menit. Satu orang mati, yang lainnya menyusul," ujar Abdullah lagi.
Tak lama kemudian, tim penyelamat dari Turki datang. Dua pria dan seorang anak dinyatakan hilang.
Abdullah mengatakan bahwa saat itu mereka pergi dengan tujuan Swedia dari lewat Yunani.
Kejadian tragis ini seharusnya mengingatkan para pemimpin Eropa, yang baru-baru ini berusaha mencegah para imigran masuk ke Eropa, bahwa semakin banyak imigran yang tewas saat melarikan diri dari negaranya dan membutuhkan tempat untuk berlindung.
Aylan Kurdi bukan bayi pertama yang tewas. Ribuan bayi lain telah mendahuluinya; tewas dengan cara dan di tempat berbeda. Ada yang tewas di Suriah karena bom dan peluru. Ada yang tewas terpapar senjata kimia. Ada yang tewas karena kelaparan yang menyiksa. Ada yang tewas saat mengarungi lautan. Ada yang tewas setelah tiba di pengungsian.
Semoga mereka semua tercatat sebagai syuhada.
Semoga kejadian ini juga membuka kepedulian dunia. Khususnya kepedulian dunia Islam. Agar bisa menghentikan penderitaan Muslim Suriah. Agar umat Islam tenang beraktifitas dan beribadah. Agar tidak semakin banyak nyawa yang melayang dan darah yang tertumpah.