1657408484514812

KRI Spica-934, Kapal Canggih Terbaru TNI AL dari Prancis


Tentara Nasional Indonesia (TNI) Angkatan Laut (AL) baru saja membeli kapal yang memiliki peralatan survei hingga ke kedalaman 6.000 meter di bawah laut. Kapal canggih ini akan memperkuat TNI AL untuk mendukung program pemerintah menjadikan Indonesia sebagai poros maritim dunia.


Pembelian kapal dilakukan di dermaga PT OCEA Shipyard Company, Les Sables d'Olone Perancis, pekan lalu. Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksmana TNI Ade Supandi memimpin langsung upacara pemberian nama kapal tersebut.

Dalam keterangan pers pada Rabu (21/10), Ade menjelaskan kapal baru itu diberi nama Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) Spica 934. Ini adalah kapal kedua untuk jenis yang sama. Spica diambil dari nama salah satu bintang yang menjadi acuan bernavigasi.

Upacara pemberian nama diawali dengan tradisi penamaan kapal (shipnamming) oleh Endah Ade Supandi, selaku ibu kandung kapal. Penamaan kapal dengan tata tradisi memecahkan kendi di lambung kapal sebagai pertanda kelahiran kapal.

Upacara dilanjutkan dengan pernyataan kapal masuk kedalam jajaran kekuatan pertahanan negara Republik Indonesia.

Ade berpesan kepada Komandan KRI Spica dan crew agar mempertahankan kesiapan kondisi teknis sebelum menjalani pelayaran pulang ke tanah air. Mereka juga diminta meningkatkan kemampuan dalam memahami semua peralatan canggih yang ada dikapal dengan memanfaatkan hasil pelatihan selama di galangan OCEA.

"Kemampuan galangan OCEA yang menyelesaikan kontrak pembangunan kapal Perang RI jenis bantu hidro oseanografi (BHO) ini menjadikan kekuatan pertahanan matra laut semakin kokoh dalam menunjang program pemerintah sebagai poros maritim dunia," kata Ade.              
                                     
Sebagaimana diketahui, KRI Spica-934 adalah kapal surver hirografi canggih kedua yang dimiliki TNI AL setelah KRI Rigel-933 yang juga memiliki spesifikasi teknis yang sama.

Kapal ini memiliki kecepatan maksimum 14 knots, panjang 60 meter dan bobot kosong 500 ton, mampu menghadapi gelombang laut sampai level sea state six. Kapal tersebut mampu menampung 30 awak dan 16 personel tambahan, dan mampu berlayar terus-menerus selama 20 hari.

Seperti halnya Rigel, nama Spica diambil dari nama rasi bintang. Fungsi asasinya sebagai kapal riset dan survey hidrografi (Oceanographic Offshore Support Vessel/OSV), namun juga dapat menjalankan peran sebagai kapal patroli. Pasalnya kapal dibekali kanon PSU Rheinmetall kaliber 20 mm pada haluan, serta dua pucuk SMB (senapan mesin berat) M2HB kaliber 12,7 mm di geladak buritan.

Sebagai elemen inti dari fitur kapal ini adalah perlengkapan penunjang misi oseanografi. Seperti KRI Spica-934 dilengkapi perangkat single beam echo sounder jenis Kongsberg’s EA600 dan multibeam systems EM2040 dan EM302.

Lebih canggih lagi, setiap OSV dibekali autonomous underwater vehicle (AUV), perangkat yang kerap disebut ROV (remotely operated vehicle) ini sanggup mengemban misi survei bawah air hingga kedalaman 6.000 meter. (Suara Pembaruan)


Diperkirakan KRI Spica-934 akan tiba di Jakarta dalam pelayarannya dari Perancis pada pertengahan bulan November 2015 mendatang. Kapal ini akan singgah di beberapa negara untuk bekal ulang.

Selamat datang, KRI Spica-934. Jalesveva Jayamahe!





Militer 6615803985971519340

Posting Komentar

Beranda item