Menteri Rini Tegaskan Utang Rp42 Triliun ke China Hasil Lobi Jokowi
https://liputan-69.blogspot.com/2015/10/menteri-rini-tegaskan-utang-rp42.html
Utang pemerintah senilai US$ 3 miliar atau setara Rp 42 triliun kepada China Development Bank (CDB) untuk tiga bank nasional BNI, BRI, dan MANDIRI sempat menuai kontra dari sejumlah pihak. Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Rini Soemarno bahkan disebut-sebut membekingi penandatanganan utang ini untuk kepentingan tersembunyi.
Namun, Rini Soemarno menegaskan bahwa utang yang didapatkan tiga bank BUMN dari China Development Bank (CDB) merupakan tindak lanjut MoU Presiden Jokowi dengan pemerintah China.
Penandatanganan kontrak utang ini berawal dari kunjungan Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke China pada 28 Maret lalu. Dalam lawatan tersebut, ada beberapa perjanjian kerja sama yang ditandatangani antara China dan Indonesia, meliputi keuangan, industri, infrastruktur dan lainnya. Selanjutnya, Presiden Jokowi memerintahkan beberapa menteri terkait termasuk menteri BUMN untuk
Namun, Rini Soemarno menegaskan bahwa utang yang didapatkan tiga bank BUMN dari China Development Bank (CDB) merupakan tindak lanjut MoU Presiden Jokowi dengan pemerintah China.
Penandatanganan kontrak utang ini berawal dari kunjungan Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke China pada 28 Maret lalu. Dalam lawatan tersebut, ada beberapa perjanjian kerja sama yang ditandatangani antara China dan Indonesia, meliputi keuangan, industri, infrastruktur dan lainnya. Selanjutnya, Presiden Jokowi memerintahkan beberapa menteri terkait termasuk menteri BUMN untuk
menindak lanjuti perjanjian itu.
Pada MoU peminjaman dana tersebut, Menteri Rini menuturkan, tiga perbankan yang mendapatkan pinjaman dari CDB adalah Bank Mandiri, Bank BNI, dan Bank BRI, masing-masing perbankan BUMN mendapatkan dana USD1 miliar dengan total utang yang diberikan CDB USD3 miliar atau setara Rp42 Triliun.
"Saya jelaskan soal pinjaman. Pinjaman CDB kepada BNI, BRI dan Mandiri adalah tindak lanjut dari MoU antara Presiden Jokowi dengan RRC. MoU tersebut berisikan program berjasa di berbagai bidang termasuk infrastruktur," kata Rini di Ruang Rapat Komisi VI DPR, Jakarta, Kamis (1/10/2015).
Rini mengungkapkan, skema peminjaman tiga perbankan BUMN kepada CDB sebagai modal memperkuat dalam penyaluran keuangan. Struktur utang tersebut 70 persen dalam bentuk dolar AS dan sisanya sebesar 30 persen dalam bentuk reminbi.
Sedangkan untuk waktu pembayaran, kata Rini disepakati selama 10 tahun dengan cleand based tanpa jaminan. "Pinjaman ini adalah kesempatan baik. Pinjaman ini akan menambah daya dukung bank BUMN untuk mendanai ekspor," tutupnya.
Pada MoU peminjaman dana tersebut, Menteri Rini menuturkan, tiga perbankan yang mendapatkan pinjaman dari CDB adalah Bank Mandiri, Bank BNI, dan Bank BRI, masing-masing perbankan BUMN mendapatkan dana USD1 miliar dengan total utang yang diberikan CDB USD3 miliar atau setara Rp42 Triliun.
"Saya jelaskan soal pinjaman. Pinjaman CDB kepada BNI, BRI dan Mandiri adalah tindak lanjut dari MoU antara Presiden Jokowi dengan RRC. MoU tersebut berisikan program berjasa di berbagai bidang termasuk infrastruktur," kata Rini di Ruang Rapat Komisi VI DPR, Jakarta, Kamis (1/10/2015).
Rini mengungkapkan, skema peminjaman tiga perbankan BUMN kepada CDB sebagai modal memperkuat dalam penyaluran keuangan. Struktur utang tersebut 70 persen dalam bentuk dolar AS dan sisanya sebesar 30 persen dalam bentuk reminbi.
Sedangkan untuk waktu pembayaran, kata Rini disepakati selama 10 tahun dengan cleand based tanpa jaminan. "Pinjaman ini adalah kesempatan baik. Pinjaman ini akan menambah daya dukung bank BUMN untuk mendanai ekspor," tutupnya.