Rupiah Menguat Rp13.800 per Dolar AS Karena Paket Kebijakan Ekonomi Jokowi?
https://liputan-69.blogspot.com/2015/10/rupiah-menguat-rp13800-per-dolar-as.html
Nilai tukar rupiah ditutup menguat 420 poin terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Rabu (7/10/2015).

Mengutip Bloomberg, Rupiah ditutup menguat 2,95 persen ke level 13.821 per dolar AS, dibandingkan penutupan kemarin di level 14.241 per dolar AS. Rupiah sempat menyentuh level terkuat harian di 13.711 pada pukul 14.30 WIB.
Deputi Senior BI Mirza Adityaswara menuturkan, data ekonomi Amerika Serikat (AS) terjadi sedikit pelemahan terutama di data tenaga kerja membuat konsensus kebijakan suku bunga bank sentral AS mulai bergeser kenaikannya yang semula pada Oktober dan Desember 2015 kemungkinan mundur pada 2015.
Hal serupa diungkapkan Analis OSO Securities Supriyadi yang mengatakan, penguatan rupiah ini tak lain karena sentimen positif dari eksternal.
Bank sentral AS The Federal Reserve (The Fed) diyakini tidak

Mengutip Bloomberg, Rupiah ditutup menguat 2,95 persen ke level 13.821 per dolar AS, dibandingkan penutupan kemarin di level 14.241 per dolar AS. Rupiah sempat menyentuh level terkuat harian di 13.711 pada pukul 14.30 WIB.
Deputi Senior BI Mirza Adityaswara menuturkan, data ekonomi Amerika Serikat (AS) terjadi sedikit pelemahan terutama di data tenaga kerja membuat konsensus kebijakan suku bunga bank sentral AS mulai bergeser kenaikannya yang semula pada Oktober dan Desember 2015 kemungkinan mundur pada 2015.
Hal serupa diungkapkan Analis OSO Securities Supriyadi yang mengatakan, penguatan rupiah ini tak lain karena sentimen positif dari eksternal.
Bank sentral AS The Federal Reserve (The Fed) diyakini tidak
akan menaikkan tingkat suku bunganya hingga akhir tahun ini.
Kondisi ini membuat pasar keuangan dalam negeri kembali bergairah.
Menurutnya, rupiah akan melanjutkan penguatannya hingga akhir tahun ini jika kondisi market global terus stabil dengan dukungan sentimen positif dari dalam negeri berupa realisasi paket kebijakan ekonomi Jokowi jilid III yang akan segera dirilis.
Adapum Menko Perekonomian Darmin Nasution menyebut bahwa menguatnya rupiah ini karena pasar mulai percaya dengan paket kebijakan ekonomi yang diambil pemerintahan Jokowi beberapa waktu lalu.
Menurut Darmin, turunnya rupiah selama ini bukan karena ekonomi Indonesia yang buruk. Rupiah terus tertekan karena aksi spekulan menjelang pengumuman bank sentral AS, The Fed mengumumkan kenaikan suku bunga. Setelah The Fed batal menaikkan suku bunga, aksi spekulan berhenti. Para pelaku pasar pun melihat Indonesia sebagai tempat potensial untuk menanamkan modal.
Kondisi ini membuat pasar keuangan dalam negeri kembali bergairah.
Menurutnya, rupiah akan melanjutkan penguatannya hingga akhir tahun ini jika kondisi market global terus stabil dengan dukungan sentimen positif dari dalam negeri berupa realisasi paket kebijakan ekonomi Jokowi jilid III yang akan segera dirilis.
Adapum Menko Perekonomian Darmin Nasution menyebut bahwa menguatnya rupiah ini karena pasar mulai percaya dengan paket kebijakan ekonomi yang diambil pemerintahan Jokowi beberapa waktu lalu.
Menurut Darmin, turunnya rupiah selama ini bukan karena ekonomi Indonesia yang buruk. Rupiah terus tertekan karena aksi spekulan menjelang pengumuman bank sentral AS, The Fed mengumumkan kenaikan suku bunga. Setelah The Fed batal menaikkan suku bunga, aksi spekulan berhenti. Para pelaku pasar pun melihat Indonesia sebagai tempat potensial untuk menanamkan modal.