Utang Indonesia Sudah Rp 3.000 Triliun, Tahun Depan Mau Tambah Lagi Rp326 Triliun
https://liputan-69.blogspot.com/2015/10/utang-indonesia-sudah-rp-3000-triliun.html
Utang pemerintah Indonesia kini sudah mencapai level Rp 3.000 triliun. Karena masih adanya defisit anggaran dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2016 sebesar 2,1%, maka tahun depan pemerintah masih akan menambah utang lagi.

Menteri Keuangan, Bambang Brodjonegoro menjelaskan, tambahan utang selalu muncul ketika anggaran masih defisit. Sebab utang dipergunakan untuk menutupi belanja negara yang sudah ditetapkan.
"Utang dengan nominal Rp 3.000 triliun bisa ditahan atau diturunkan. Utang hanya muncul kalau ada defisit di anggaran," ujarnya dalam rapat kerja dengan Komisi XI di Gedung DPR, Jakarta, Selasa (6/10/2015).
Defisit anggaran, kata Bambang bukanlah sesuatu hal yang buruk. Ini menjadi hal umum ketika suatu negara yang tengah mengejar pertumbuhan tinggi, seperti Indonesia. Khususnya bila dipergunakan untuk belanja yang produktif.
"Defisit hal umum, karena negara masih butuh pertumbuhan, caranya itu adalah dengan mengoptimalkan anggaran pemerintah," jelasnya.
Namun, konsentrasi pemerintah adalah menjaga defisit tidak terlalu melebar sampai di batas yang ditetapkan oleh undang-undang (UU) yaitu 3%
untuk pemerintah pusat dan daerah.
Penggunannya pun ditujukan untuk hal produktif seperti pembangunan infrastruktur.
"Tugas kita adalah bagaimana agar defisit nggak terlalu besar," kata Bambang.
Di samping itu, Bambang menegaskan bahwa rasio utang terhadap PDB masih batas aman, yaitu 24,7%. Bila dibandingkan dengan negara kawasan seperti Malaysia, Jepang hingga Amerika Serikat (AS) tentu Indonesia masih lebih baik.
"Tetangga kita Malaysia utang per PDB lebih besar dari kita. Apalagi seperti Jepang 200%, AS 100%, dan Yunani mendekati 100%. Kita masih di 24,7%," paparnya.
Selanjutnya Bambang mengatakan, nanti juga akan diterbitkan Surat Berharga Negara (SBN) Rp 326,2 triliun dengan asumsi nilai tukar Rp 13.900/US$.
"SBN netto jumlahnya sebesar Rp 326,2 triliun," imbuhnya.
Selain itu, untuk penarikan pinjaman luar negeri (bruto) adalah Rp 75,1 triliun, meliputi pinjaman program Rp 36,8 triliun dan pinjaman proyek sebesar Rp 38,2 triliun. Selanjutnya adalah pinjaman dalam negeri Rp 3,2 triliun.
"Artinya untuk 2016 pemerintah masih mengandalkan sumber pembiayaan utang untuk belanja negara," kata Bambang. (finance.detik.com)
Penggunannya pun ditujukan untuk hal produktif seperti pembangunan infrastruktur.
"Tugas kita adalah bagaimana agar defisit nggak terlalu besar," kata Bambang.
Di samping itu, Bambang menegaskan bahwa rasio utang terhadap PDB masih batas aman, yaitu 24,7%. Bila dibandingkan dengan negara kawasan seperti Malaysia, Jepang hingga Amerika Serikat (AS) tentu Indonesia masih lebih baik.
"Tetangga kita Malaysia utang per PDB lebih besar dari kita. Apalagi seperti Jepang 200%, AS 100%, dan Yunani mendekati 100%. Kita masih di 24,7%," paparnya.
Selanjutnya Bambang mengatakan, nanti juga akan diterbitkan Surat Berharga Negara (SBN) Rp 326,2 triliun dengan asumsi nilai tukar Rp 13.900/US$.
"SBN netto jumlahnya sebesar Rp 326,2 triliun," imbuhnya.
Selain itu, untuk penarikan pinjaman luar negeri (bruto) adalah Rp 75,1 triliun, meliputi pinjaman program Rp 36,8 triliun dan pinjaman proyek sebesar Rp 38,2 triliun. Selanjutnya adalah pinjaman dalam negeri Rp 3,2 triliun.
"Artinya untuk 2016 pemerintah masih mengandalkan sumber pembiayaan utang untuk belanja negara," kata Bambang. (finance.detik.com)