Indosat yang Dulunya BUMN, Kini Resmi Ganti Nama jadi Indosat Ooredoo "Qatar"
https://liputan-69.blogspot.com/2015/11/indosat-yang-dulunya-bumn-kini-resmi.html
Indosat resmi berganti nama menjadi Indosat Ooredoo. Peluncuran identitas baru tersebut dilaksanakan di kantor pusat Indosat di Jakarta bertepatan dengan hari ulang tahunnya yang ke-48 pada hari Kamis (19/11/2015).

CEO Indosat Alexander Rusli menjelaskan bersama Ooredoo, Indosat akan memasang target yang lebih luas lagi untuk membuka akses dunia digital bagi semua masyarakat Indonesia.
Logo Indosaat Ooredoo dijelaskan Alex merepresentasikan semangat baru perusahaan yang muda, dinamis, dan menjadi brand kebanggaan Indonesia dengan eksposure internasional.
Ooredoo merupakan perusahaan telekomunikasi berbasis di Qatar yang saat ini memegang mayoritas saham Indosat.
Indosat dulu memang sempat menjadi bagian dari BUMN. Namun saat pemerintahan Megawati, saham Indosat dijual ke Singapore Technologies Telemedia Pte Ltd (STT) pada 15 Desember 2002 sebesar USD 630 juta atau Rp 5,62 triliun untuk pembelian 41,94% saham yang setara 434.250.000 saham seharga Rp 12.950 per saham.
Namun pada Juni 2008, kepemilikan saham mayoritas Indosat berpindah ke Qatar Telecom (kini bernama Ooredoo). Kala itu, QTel mengumumkan telah membeli 40,8% saham Indosat melalui akuisisi Asia Mobile

CEO Indosat Alexander Rusli menjelaskan bersama Ooredoo, Indosat akan memasang target yang lebih luas lagi untuk membuka akses dunia digital bagi semua masyarakat Indonesia.
Logo Indosaat Ooredoo dijelaskan Alex merepresentasikan semangat baru perusahaan yang muda, dinamis, dan menjadi brand kebanggaan Indonesia dengan eksposure internasional.
Ooredoo merupakan perusahaan telekomunikasi berbasis di Qatar yang saat ini memegang mayoritas saham Indosat.
Indosat dulu memang sempat menjadi bagian dari BUMN. Namun saat pemerintahan Megawati, saham Indosat dijual ke Singapore Technologies Telemedia Pte Ltd (STT) pada 15 Desember 2002 sebesar USD 630 juta atau Rp 5,62 triliun untuk pembelian 41,94% saham yang setara 434.250.000 saham seharga Rp 12.950 per saham.
Namun pada Juni 2008, kepemilikan saham mayoritas Indosat berpindah ke Qatar Telecom (kini bernama Ooredoo). Kala itu, QTel mengumumkan telah membeli 40,8% saham Indosat melalui akuisisi Asia Mobile
Holdings Pte. Ltd (AMH).
Dalam struktur STT, AMH adalah pemilik Indonesia Communications Limited (ICL) yang tercatat sebagai pemegang saham Indosat.
QTel melakukan perjanjian pembelian tertanggal 6 Juni 2008 dengan STT untuk membayar tunai sebanyak 2,4 miliar dolar Singapura atau USD 1,8 miliar atau Rp 16,740 triliun dengan kurs 9.300/USD.
Kini, saham mayoritas Indosat masih dipegang Ooredoo 65%, pemerintah Indonesia 14,3%, Skagen AS 5,42%, dan publik 15,29%.
Selain Indosat di Indonesia, Perusahaan telekomunikasi lain yang mayoritas sahamnya dimiliki Ooredoo antara lain adalah Wataniya di Kuwait, Nawras di Oman, Tunisiana di Tunisia, Nedjma di Aljazair, dan Asiacell di Irak.
Perusahaan-perusahaan tersebut kini telah bertransformasi menjadi Ooredoo, menanggalkan nama lamanya.
Namun, khusus di Indonesia, nama Indosat dipertahankan dalam identitas perusahaan yang baru ini. Berbeda dengan anak perusahaan lain yang dimiliki oleh Ooredoo di seluruh dunia.
Menurut CEO Indosat, Alexander Rusli, merek dan produk-produk Indosat masih kuat di tengah masyarakat Indonesia. Itu sebabnya Ooredoo tidak menghilangkan nama Indosat dalam identitas barunya.
(kompas.com)
Dalam struktur STT, AMH adalah pemilik Indonesia Communications Limited (ICL) yang tercatat sebagai pemegang saham Indosat.
QTel melakukan perjanjian pembelian tertanggal 6 Juni 2008 dengan STT untuk membayar tunai sebanyak 2,4 miliar dolar Singapura atau USD 1,8 miliar atau Rp 16,740 triliun dengan kurs 9.300/USD.
Kini, saham mayoritas Indosat masih dipegang Ooredoo 65%, pemerintah Indonesia 14,3%, Skagen AS 5,42%, dan publik 15,29%.
Selain Indosat di Indonesia, Perusahaan telekomunikasi lain yang mayoritas sahamnya dimiliki Ooredoo antara lain adalah Wataniya di Kuwait, Nawras di Oman, Tunisiana di Tunisia, Nedjma di Aljazair, dan Asiacell di Irak.
Perusahaan-perusahaan tersebut kini telah bertransformasi menjadi Ooredoo, menanggalkan nama lamanya.
Namun, khusus di Indonesia, nama Indosat dipertahankan dalam identitas perusahaan yang baru ini. Berbeda dengan anak perusahaan lain yang dimiliki oleh Ooredoo di seluruh dunia.
Menurut CEO Indosat, Alexander Rusli, merek dan produk-produk Indosat masih kuat di tengah masyarakat Indonesia. Itu sebabnya Ooredoo tidak menghilangkan nama Indosat dalam identitas barunya.
(kompas.com)