Tiap Tahun DKI Banjir, Ahok: "Jakarta sudah terlambat"
https://liputan-69.blogspot.com/2015/11/tiap-tahun-dki-banjir-ahok-jakarta.html
Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) mengakui, banjir yang setiap tahun melanda Ibu Kota, terjadi karena terlambat ditangani.

Menurutnya, hal ini terjadi lantaran, banyak orang yang menguasai lahan di area bantaran kali dan mendiaminya. Pemukiman penduduk di bantaran Kali Ciliwung, misalnya, sudah dihuni warga sejak puluhan tahun silam. Sehingga, upaya normalisasi sungai untuk menangani banjir, sering kali terkendala pembebasan tanah.
"Kita punya masalah (penanganan banjir) cuma satu aja. Jakarta sudah terlambat, karena sudah terlalu banyak menguasai lahan. Kamu mau geser orang, dia bilang sudah lama tinggal di situ. Sekarang, di atas kiri, kanan kamu sudah penuh orang," kata Ahok di Balai Kota Jakarta, Senin (16/11/2015).

Menurutnya, hal ini terjadi lantaran, banyak orang yang menguasai lahan di area bantaran kali dan mendiaminya. Pemukiman penduduk di bantaran Kali Ciliwung, misalnya, sudah dihuni warga sejak puluhan tahun silam. Sehingga, upaya normalisasi sungai untuk menangani banjir, sering kali terkendala pembebasan tanah.
"Kita punya masalah (penanganan banjir) cuma satu aja. Jakarta sudah terlambat, karena sudah terlalu banyak menguasai lahan. Kamu mau geser orang, dia bilang sudah lama tinggal di situ. Sekarang, di atas kiri, kanan kamu sudah penuh orang," kata Ahok di Balai Kota Jakarta, Senin (16/11/2015).
Upaya normalisasi, seperti pembangunan sodetan Kali Ciliwung, juga terkendala masalah yang sama. Warga Bukit Duri, Jakarta Timur belum setuju untuk membebaskan tanah yang mereka gunakan untuk proyek sodetan ini. Ahok mengatakan, kendala yang sama juga terjadi pada pembangunan tanggul turap beton atau sheet pile di beberapa titik di Jakarta.
"Sungai udah banyak enggak dikeruk. Misalnya, Cakung Green saja sudah penuh orang. Kita kan mulai tahun ini, sama tahun lalu, mulai keruk besar-besaran," kata dia.
Lambatnya penanganan banjir, tambah mantan Bupati Belitung Timur ini juga diakibatkan oleh adanya 'permainan' oknum petugas Dinas Pekerjaan Umum (PU) dan Tata Air DKI Jakarta.
"Masih banyak pembangkangan. Alat berat enggak kerja diatas 10 jam. Niatnya apa? Oknum PU pengen pakai swasta. Pake swasta kan cuma ngaduk-ngaduk doang, dapat duit," kata Ahok. (okezone.com)