Keren, Giasa Lutfiah, Mahasiswa ITSB Bekasi ini Ciptakan Sepeda Tenaga Surya
https://liputan-69.blogspot.com/2015/12/keren-giasa-lutfiah-mahasiswa-itsb.html
Mahasiswi Institut Teknologi dan Sains Bandung (ITSB), Giasa Lutfiah, telah berhasil merancang sepeda tenaga surya yang ramah lingkungan.

"Sepeda bertenaga surya ini dirancang tidak saja dengan mempertimbangkan aspek lingkungan, tapi juga dari sisi kenyamanan pengendaranya," ujar Giasa saat jumpa pers di Jakarta, Selasa (22/12).
Dia menjelaskan, pemilihan bahan, rancang bangun, berikut kelayakan produksi dilakukan sesuai dengan kebutuhan. Aspek-aspek tersebut sangat penting untuk mendapatkan sebuah produk yang fungsional, penampilannya yang trendi, dan ekonomis.
Berbeda dengan sepeda pada umumnya, sepeda tenaga surya rancangan Giasa tidak menggunakan pedal serta rantai, namun lebih menyerupai autopad, atau otopet.
Sepeda yang dikembangkan Giasa merupakan tugas akhir kuliahannya di Program Studi Desain Produk Industri, ITSB, Bekasi, Jawa Barat itu. Energi penggeraknya berasal dari baterai yang terhubung ke motor yang terletak di as roda belakang.
Penempatan baterei di bagian bawah sepeda, sekaligus berfungsi sebagai pijakan kaki pengendara, membuat penampilan sepeda bernuansa warna putih dan hijau ini tetap cantik dan lebih ramping.
"Saat baterei habis, penggunanya bisa mengoperasikan layaknya otopet," kata dia.
Giasa mengungkapkan, sepeda itu terinspirasi dari kegemarannya bersepeda, dan melihat jika sepeda dapat menjadi

"Sepeda bertenaga surya ini dirancang tidak saja dengan mempertimbangkan aspek lingkungan, tapi juga dari sisi kenyamanan pengendaranya," ujar Giasa saat jumpa pers di Jakarta, Selasa (22/12).
Dia menjelaskan, pemilihan bahan, rancang bangun, berikut kelayakan produksi dilakukan sesuai dengan kebutuhan. Aspek-aspek tersebut sangat penting untuk mendapatkan sebuah produk yang fungsional, penampilannya yang trendi, dan ekonomis.
Berbeda dengan sepeda pada umumnya, sepeda tenaga surya rancangan Giasa tidak menggunakan pedal serta rantai, namun lebih menyerupai autopad, atau otopet.
Sepeda yang dikembangkan Giasa merupakan tugas akhir kuliahannya di Program Studi Desain Produk Industri, ITSB, Bekasi, Jawa Barat itu. Energi penggeraknya berasal dari baterai yang terhubung ke motor yang terletak di as roda belakang.
Penempatan baterei di bagian bawah sepeda, sekaligus berfungsi sebagai pijakan kaki pengendara, membuat penampilan sepeda bernuansa warna putih dan hijau ini tetap cantik dan lebih ramping.
"Saat baterei habis, penggunanya bisa mengoperasikan layaknya otopet," kata dia.
Giasa mengungkapkan, sepeda itu terinspirasi dari kegemarannya bersepeda, dan melihat jika sepeda dapat menjadi
wahana transpotasi alternatif bagi para mahasiswa ITSB seperti dirinya.
Dia menjelaskan, berdasarkan hasil survei dan penyebaran kuesioner, para mahasiswa ITSB rata-rata membutuhkan waktu hingga sekitar dua jam dari tempat tinggal mereka ke kampus, dengan jarak tempuh sekitar 40 km. Jarak tersebut cukup jauh bila harus ditempuh dengan sepeda konvensional, namun menjadi masalah saat harus ditempuh memakai mobil atau sepeda motor.
"Kemudian, sepeda tenaga surya merupakan upaya menggunakan energi terbarukan yang ramah lingkungan," terang dia tentang latar belakang perancangan sepeda yang dinamakannya Energy Bike.
Panel surya yang menjadi sumber utama energi berada di bagian depan. Uji coba yang dilakukan mencatat sepedanya mampu mencapai kecepatan hingga 20 kilometer/jam dengan beban hingga seberat 100 kilogram, atau setara seorang dewasa yang membawa serta seorang anak kecil.
Artinya, dalam penggunaan maksimal, sepeda ini bisa dikendarai selama sekitar dua jam menempuh jarak sejauh 40 km, sebelum dua buah baterai berdaya 20 volt harus kembali diisi ulang. Caranya dengan membiarkan panel surya yang ada terjemur di bawah sinar matahari hingga lima jam. (beritasatu.com)
Dia menjelaskan, berdasarkan hasil survei dan penyebaran kuesioner, para mahasiswa ITSB rata-rata membutuhkan waktu hingga sekitar dua jam dari tempat tinggal mereka ke kampus, dengan jarak tempuh sekitar 40 km. Jarak tersebut cukup jauh bila harus ditempuh dengan sepeda konvensional, namun menjadi masalah saat harus ditempuh memakai mobil atau sepeda motor.
"Kemudian, sepeda tenaga surya merupakan upaya menggunakan energi terbarukan yang ramah lingkungan," terang dia tentang latar belakang perancangan sepeda yang dinamakannya Energy Bike.
Panel surya yang menjadi sumber utama energi berada di bagian depan. Uji coba yang dilakukan mencatat sepedanya mampu mencapai kecepatan hingga 20 kilometer/jam dengan beban hingga seberat 100 kilogram, atau setara seorang dewasa yang membawa serta seorang anak kecil.
Artinya, dalam penggunaan maksimal, sepeda ini bisa dikendarai selama sekitar dua jam menempuh jarak sejauh 40 km, sebelum dua buah baterai berdaya 20 volt harus kembali diisi ulang. Caranya dengan membiarkan panel surya yang ada terjemur di bawah sinar matahari hingga lima jam. (beritasatu.com)