Meski Pernah Selfie Bareng, Fadli Zon Sebut Donald Trump Konyol Larang Muslim Masuk AS
https://liputan-69.blogspot.com/2015/12/meski-pernah-selfie-bareng-fadli-zon.html
Wakil Ketua DPR Fadli Zon ikut mengecam pernyataan bakal calon presiden Amerika Serikat, Donald Trump, yang ingin melarang umat Muslim masuk ke AS. Fadli yang pernah bertemu dan selfie dengan Trump ini menganggap pernyataan tersebut konyol.

"Menurut saya, pernyataan Donald Trump itu pernyataan yang konyol. Itu melanggar HAM," kata Fadli saat dihubungi, Kamis (10/12/2015).
Fahri mengatakan, AS adalah salah satu negara demokrasi yang menjunjung tinggi keberagaman.
Warga Muslim di AS, lanjut Fadli, jumlahnya cukup banyak dan bahkan juga memberikan kontribusi bagi Negeri Paman Sam itu.
"Kalau dia menyatakan hal yang diskriminatif seperti itu, itu sangat bertentangan," ucap politisi Partai Gerindra itu.
Kendati demikian, Fadli mengaku tidak menyesali pertemuannya dengan Trump pada September 2015 lalu.
Menurut dia, pertemuan Trump dengan rombongan delegasi DPR yang sempat diusut oleh Mahkamah Kehormatan Dewan itu murni untuk membahas investasi dan tak ada hubungannya dengan sikap diskriminatif Trump ke umat Muslim.
"Enggak (menyesal)-lah, kan enggak ada urusan. Kalau dia berinvestasi di

"Menurut saya, pernyataan Donald Trump itu pernyataan yang konyol. Itu melanggar HAM," kata Fadli saat dihubungi, Kamis (10/12/2015).
Fahri mengatakan, AS adalah salah satu negara demokrasi yang menjunjung tinggi keberagaman.
Warga Muslim di AS, lanjut Fadli, jumlahnya cukup banyak dan bahkan juga memberikan kontribusi bagi Negeri Paman Sam itu.
"Kalau dia menyatakan hal yang diskriminatif seperti itu, itu sangat bertentangan," ucap politisi Partai Gerindra itu.
Kendati demikian, Fadli mengaku tidak menyesali pertemuannya dengan Trump pada September 2015 lalu.
Menurut dia, pertemuan Trump dengan rombongan delegasi DPR yang sempat diusut oleh Mahkamah Kehormatan Dewan itu murni untuk membahas investasi dan tak ada hubungannya dengan sikap diskriminatif Trump ke umat Muslim.
"Enggak (menyesal)-lah, kan enggak ada urusan. Kalau dia berinvestasi di
Indonesia, ya bagus-bagus saja," ucap Wakil Ketua Umum Partai Gerindra ini.
MKD sebelumnya menjatuhkan sanksi teguran terhadap Ketua DPR Setya Novanto dan Fadli Zon. Mereka dianggap melakukan pelanggaran kode etik ringan saat bertemu Trump di New York.
Setya dan Fadli dinilai kurang hati-hati menjalankan tugas di luar negeri dengan kesalahan ada pada jawaban Setya saat Trump menanyakan apakah penduduk Indonesia menyukai dirinya.
Dalam pidatonya di atas kapal USS Yorktown pada Senin (7/12/2015) waktu AS, Trump menyatakan, penghentian masuknya Muslim ke AS harus diterapkan "sampai para wakil rakyat kita bisa memecahkan apa yang sebenarnya tengah terjadi".
Pidato ini juga dipengaruhi penembakan massal di California, AS, yang menewaskan belasan orang.
"Kita tak punya pilihan," kata Trump sembari menambahkan bahwa para pelaku radikal ingin membunuh orang-orang Amerika.
"Keadaannya semakin buruk saja. Kita akan mengalami lebih banyak (peristiwa) World Trade Center," kata dia merujuk serangan 11 September 2001.
Pernyataan kontroversial ini sudah mendapat kritikan dari banyak pihak, baik di dalam maupun luar negeri. (kompas.com)
MKD sebelumnya menjatuhkan sanksi teguran terhadap Ketua DPR Setya Novanto dan Fadli Zon. Mereka dianggap melakukan pelanggaran kode etik ringan saat bertemu Trump di New York.
Setya dan Fadli dinilai kurang hati-hati menjalankan tugas di luar negeri dengan kesalahan ada pada jawaban Setya saat Trump menanyakan apakah penduduk Indonesia menyukai dirinya.
Dalam pidatonya di atas kapal USS Yorktown pada Senin (7/12/2015) waktu AS, Trump menyatakan, penghentian masuknya Muslim ke AS harus diterapkan "sampai para wakil rakyat kita bisa memecahkan apa yang sebenarnya tengah terjadi".
Pidato ini juga dipengaruhi penembakan massal di California, AS, yang menewaskan belasan orang.
"Kita tak punya pilihan," kata Trump sembari menambahkan bahwa para pelaku radikal ingin membunuh orang-orang Amerika.
"Keadaannya semakin buruk saja. Kita akan mengalami lebih banyak (peristiwa) World Trade Center," kata dia merujuk serangan 11 September 2001.
Pernyataan kontroversial ini sudah mendapat kritikan dari banyak pihak, baik di dalam maupun luar negeri. (kompas.com)