1657408484514812

SBY: Sekarang saya sering disalahkan, padahal dulu saya tidak pernah menyalahkan Bu Mega, Gusdur maupun Pak Habibie


Mantan Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menyebut sejumlah pihak ada yang menyalahkan program-programnya saat menjabat sebagai presiden. Padahal, SBY mengakui tidak pernah menyalahkan pemerintah sebelumnya.


"Sedikit-sedikit kalau ada masalah itu (disebut) 'kesalahan SBY', 'ini warisan masa lalu. Ini enggak baik dari pemerintahan SBY'. Padahal dulu saya enggak pernah menyalahkan (dan mengatakan) ini kesalahan Bu Mega, kesalahan Gusdur, kesalahan Pak Habibie dan lainnya," jelas SBY saat berkunjung di Tasikmalaya.

Serangan yang paling diingat SBY terkait pemerintahan adalah mengenai isu utang pemerintah. Dia berusaha meluruskan isu-isu yang dihembuskan pihak tertentu tersebut.

"Ini pemerintah dikatakan dalam waktu delapan bulan waktu itu, sudah melunasi utang kalau tidak salah disebut Rp321 triliun. Itu katanya utang warisan SBY. Padahal dulu tahun 2004, saya menerima keadaan utang Indonesia yang disebut debt to GDP ratio, jumlah gampangnya uang republik ini untuk menanggung utang," terang SBY.

Bapak dua anak itu mengatakan, saat pertama menjabat presiden pada 2004, debt to GDP Indonesia berada di kisaran 56 persen. Yang berarti, uang yang diterima negara separuhnya digunakan untuk membayar utang.

"Selama 10 tahun terus kita perbaiki, kita kurangi sehingga tahun 2014 kemarin tinggal 25 persen. Lebih dari separonya. Artinya hanya seperempat saja dari keuangan negara kita untuk menanggung hutang. Itu kan bagus," terangnya.

Kemudian satu tahun setelah kepemimpinan Presiden Joko Widodo, disebut SBY, debt to GDP Indonesia kembali naik. Namun ia mengaku memakluminya.                        
                     
"Sekarang dalam waktu satu tahun lebih sedikit naik lagi jumlahnya luar biasa sampai 36 persen kalau tidak salah debt to GDP ratio. saya tidak pernah mencerca atau berkomentar miring karena saya merasakan dalam mengatur negara tidak mudah. Saya juga begitu dulu," tuturnya.

"Tetapi ketika saya bersikap seperi itu tiba-tiba ditulis dan beredar di mana-mana itu utang warisan SBY. Jadi menurut saya, too much ini, terlalu jauh, jangan begitulah. Kita mendukung pemerintah sampai selesai mengakhiri tugas, nanti berkompetisi lagi di 2019 Insya Allah kita akan berhasil," sambungnya.

SBY berharap, masyarakat mau melihat segala permasalahan dengan kacamata lebih luas. Menjadikan dirinya sebagai bulanan-bulanan, menurutnya tidak akan memperbaiki permasalahan di negara ini.

"Mbok jangan terus-terusan menyalahkan SBY atau pemerintahan dulu. Sampai kapan? sudahlah. Kita hormati, tidak pernah ganggu pemerintah ini, kita mendukung, dalam banyak hal, ikut mencari solusi," tukas SBY.

Mengenai peningkatan utang negara, Wasekjen PD Rico Rustombi menyebut partainya tetap mendukung. Pasalnya memang ada sejumlah faktor, baik eksternal maupun internal, yang mengharuskan negara melakukan itu. Termasuk memburuknya perekonomian global.

"Kita tidak againts hutang tapi pemerintah harus transparan menjelaskan ke publik. Utangnya untuk apa. Jokowi sudah benar, tapi perlu dicermati selaras enggak pertumbuhan ekonomi dengan jumlah utang. Karena dalam situasi industri sakit, sektor komunitas tidak menambah ekonomi signifikan," tambahnya.

(okezone.com)





Politik 184091178379410558

Posting Komentar

Beranda item