Setahun Masa Jabatan DPR, Apa Saja yang Telah Dikerjakan Para Anggota Dewan?
https://liputan-69.blogspot.com/2015/10/setahun-masa-jabatan-dpr-apa-saja-yang.html
Hari Kamis tanggal 1 Oktober 2015 kemarin tepat satu tahun pelantikan anggota Dewan Perwakilan Rakyat periode 2014-2019. Kinerja satu tahun DPR periode kali ini masih menyisakan banyak target yang belum tercapai.

Kinerja legislasi DPR periode 2014-2019 memang bisa dibilang buruk. Dalam setahun masa kerja, dari 37 Program Legislasi Nasional Prioritas 2015, tak satu pun yang telah disahkan DPR. Baru tiga RUU yang mulai diharmonisasi di Badan Legislasi DPR. Sedangkan tiga undang-undang yang telah disahkan adalah hasil periode sebelumnya, yaitu dua perpu (Perpu Pilkada dan Perpu Pimpinan KPK) serta revisi UU MD3.
Bila dibidangkan dengan kinerja legislasi DPR periode 2009-2014, ada 70 Prolegnas Prioritas 2010 yang terdiri atas 36 RUU inisiatif DPR dan 34 RUU inisiatif pemerintah. Hingga satu tahun DPR pada 1 Oktober 2010, ada 14 UU yang dihasilkan DPR sepanjang tahun tersebut, beberapa di antaranya pengesahan Undang-undang dari warisan periode sebelumnya.
DPR era Novanto ini dari awal memang penuh dengan polemik. Saat pemilihan Pimpinan DPR, intrik politik antara dua kubu politik yakni Koalisi Indonesia Hebat (KIH) dan Koalisi Merah Putih (KMP) berjalan cukup keras. Imbasnya terdapat DPR tandingan versi KIH. Akhir November 2014, ada upaya rekonsiliasi politik diwujudkan dengan perubahan UU No 17 Tahun 2014 tentang MPR, DPR, DPD dan DPRD.
Tak berselang lama, DPR juga

Kinerja legislasi DPR periode 2014-2019 memang bisa dibilang buruk. Dalam setahun masa kerja, dari 37 Program Legislasi Nasional Prioritas 2015, tak satu pun yang telah disahkan DPR. Baru tiga RUU yang mulai diharmonisasi di Badan Legislasi DPR. Sedangkan tiga undang-undang yang telah disahkan adalah hasil periode sebelumnya, yaitu dua perpu (Perpu Pilkada dan Perpu Pimpinan KPK) serta revisi UU MD3.
Bila dibidangkan dengan kinerja legislasi DPR periode 2009-2014, ada 70 Prolegnas Prioritas 2010 yang terdiri atas 36 RUU inisiatif DPR dan 34 RUU inisiatif pemerintah. Hingga satu tahun DPR pada 1 Oktober 2010, ada 14 UU yang dihasilkan DPR sepanjang tahun tersebut, beberapa di antaranya pengesahan Undang-undang dari warisan periode sebelumnya.
DPR era Novanto ini dari awal memang penuh dengan polemik. Saat pemilihan Pimpinan DPR, intrik politik antara dua kubu politik yakni Koalisi Indonesia Hebat (KIH) dan Koalisi Merah Putih (KMP) berjalan cukup keras. Imbasnya terdapat DPR tandingan versi KIH. Akhir November 2014, ada upaya rekonsiliasi politik diwujudkan dengan perubahan UU No 17 Tahun 2014 tentang MPR, DPR, DPD dan DPRD.
Tak berselang lama, DPR juga
meluncurkan rencana pembangunan tujuh proyek di DPR. Rencana proyek ini tentu mengundang polemik di tengah publik.
Kritik yang muncul lantaran perencanaan proyek yang dinilai tak transparan. Alih-alih melibatkan partisipasi publik.
Yang terbaru soal kedatangan Ketua DPR Setya Novanto dan Wakil Ketua DPR Fadli Zon dalam konferensi pers bakal calon Presiden Amerika Serikat Donald Trump. Perkara ini telah masuk di meja Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD).
Menanggapi satu tahun masa jabatan DPR tersebut, Ketua DPR Setya Novanto mengharapkan dukungan masyarakat agar DPR menjadi lebih baik.
"Saya meminta doa restu kepada seluruh rakyat Indonesia, agar DPR bisa menjadi lebih baik lagi, tentu dengan dukungan dari masyarakat Indonesia juga," kata Novanto di Gedung DPR, Jakarta, Kamis, 1 Oktober 2015.
Tak lupa, Setya Novanto mengucapkan terima kasih kepada seluruh anggota DPR. Katanya, anggota DPR periode 2014-2015 telah bekerja keras dalam menjalankan fungsinya sebagai pengawas, legislasi, dan anggaran.
"Saya selaku Ketua DPR RI mengucapkan terima kasih kepada seluruh anggota Dewan yang telah melakukan kerja keras, dari segi pengawasan dan juga anggaran sudah dilakukan secara baik, dan komunikasi dengan pemerintah juga semakin ditingkatkan," katanya.
Lebih jauh, Novanto berharap kepada anggota DPR RI untuk lebih meningkatkan kinerjanya terkait dengan penyelesaian rancangan undang-undang. (Antara, Tempo, Inilah)
Kritik yang muncul lantaran perencanaan proyek yang dinilai tak transparan. Alih-alih melibatkan partisipasi publik.
Yang terbaru soal kedatangan Ketua DPR Setya Novanto dan Wakil Ketua DPR Fadli Zon dalam konferensi pers bakal calon Presiden Amerika Serikat Donald Trump. Perkara ini telah masuk di meja Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD).
Menanggapi satu tahun masa jabatan DPR tersebut, Ketua DPR Setya Novanto mengharapkan dukungan masyarakat agar DPR menjadi lebih baik.
"Saya meminta doa restu kepada seluruh rakyat Indonesia, agar DPR bisa menjadi lebih baik lagi, tentu dengan dukungan dari masyarakat Indonesia juga," kata Novanto di Gedung DPR, Jakarta, Kamis, 1 Oktober 2015.
Tak lupa, Setya Novanto mengucapkan terima kasih kepada seluruh anggota DPR. Katanya, anggota DPR periode 2014-2015 telah bekerja keras dalam menjalankan fungsinya sebagai pengawas, legislasi, dan anggaran.
"Saya selaku Ketua DPR RI mengucapkan terima kasih kepada seluruh anggota Dewan yang telah melakukan kerja keras, dari segi pengawasan dan juga anggaran sudah dilakukan secara baik, dan komunikasi dengan pemerintah juga semakin ditingkatkan," katanya.
Lebih jauh, Novanto berharap kepada anggota DPR RI untuk lebih meningkatkan kinerjanya terkait dengan penyelesaian rancangan undang-undang. (Antara, Tempo, Inilah)