Sopir Metromini Tewas Karena Kepalanya Putus, Polisi Hentikan Penyelidikan
https://liputan-69.blogspot.com/2015/12/sopir-metromini-tewas-karena-kepalanya.html

Kecelakaan maut yang melibatkan kereta rel listrik (KRL) dan Metromini di dekat stasiun Kereta Muara Angke, Jakarta Utara, Minggu (6/12) pagi, penyelidikannya tak akan diteruskan pihak kepolisian.
Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Kombes Pol Krishna Murti mengatakan akan menghentikan penyelidikan jika sopir telah tewas.
"Sopir sudah tewas otomatis kami akan hentikan penyelidikan. Itu sudah menjadi standar dari penyelidikan," ucap Krishna di Polda Metro Jaya, Minggu (6/12) sore.
Kepolisian pun telah menetapkan sang sopir sebagai tersangka dalam kecelakaan ini. Berdasarkan data yang dihimpun, saat ini supir dan juga kernet dari
Metromini ikut tewas dalam kecelakaan maut itu.
Maman, seorang saksi mata yang mengevakuasi 6 korban ke Rumah Sakit Sumber Waras, Jakarta mengatakan, sang sopir ditengarai sudah tak bernyawa paska tabrakan tersebut. Sebab, saat dievakuasi, Maman melihat, dia lah yang memegang stir.
"Tadi supir kepalanya sudah putus pak," jelasnya.
Maman pun membeberkan sedikit identitas korban. Namun, ia tak mengetahui secara jelas profil sang sopir.
"Asmadi nama sopir. Waktu diregestrasi namanya itu," lanjutnya.
Seperti diketahui, sopir tersebut ugal-ugalan dengan melakukan manuver ketika KRL hendak melintas.
Padahal, suara peringatan sudah berbunyi dengan keras, begitu pun palang pintu sudah tertutup.
Sang sopir sepertinya menghiraukan hal tersebut sehingga 16 orang harus menjadi korbannya. (Jawapos)
Maman, seorang saksi mata yang mengevakuasi 6 korban ke Rumah Sakit Sumber Waras, Jakarta mengatakan, sang sopir ditengarai sudah tak bernyawa paska tabrakan tersebut. Sebab, saat dievakuasi, Maman melihat, dia lah yang memegang stir.
"Tadi supir kepalanya sudah putus pak," jelasnya.
Maman pun membeberkan sedikit identitas korban. Namun, ia tak mengetahui secara jelas profil sang sopir.
"Asmadi nama sopir. Waktu diregestrasi namanya itu," lanjutnya.
Seperti diketahui, sopir tersebut ugal-ugalan dengan melakukan manuver ketika KRL hendak melintas.
Padahal, suara peringatan sudah berbunyi dengan keras, begitu pun palang pintu sudah tertutup.
Sang sopir sepertinya menghiraukan hal tersebut sehingga 16 orang harus menjadi korbannya. (Jawapos)