Lantaran Tak Ikut Shalat Dzuhur Berjamaah, Puluhan Polisi Polrestabes Surabaya Dijemur Dibawah Terik Matahari
https://liputan-69.blogspot.com/2016/02/lantaran-tak-ikut-shalat-dzuhur.html
Kasat Sabhara Polrestabes Surabaya AKBP Toni Sugiyanto memberikan pelajaran kepada anak buahnya karena tidak menunaikan salat dzuhur berjamaah di Masjid Baiturrahman, Selasa, (9/2).

Setelah menunaikan shalat, Toni heran lantaran tidak mendapati satu pun anggotanya yang ikut berjamaah di mesjid.
Toni lantas ke barak Dalmas untuk mengecek kerja anak buahnya. Namun, Toni terkejut lantaran semua anggotanya tengah bersantai dan tiduran.
Sehingga, Toni menginstruksikan anak buahnya untuk berbaris dan memberikan sanksi berupa push up, scuot jump, dan tidur telentang menghadap ke matahari selama kurang lebih satu jam.
Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karopenmas) Divhumas Mabes Polri, Brigjen Pol Agus Rianto mengapresiasi tindakan Kasat Sabhara Polrestabes Surabaya AKBP Toni Sugianto yang menghukum 78 bawahannya karena tidak menjalankan salat

Setelah menunaikan shalat, Toni heran lantaran tidak mendapati satu pun anggotanya yang ikut berjamaah di mesjid.
Toni lantas ke barak Dalmas untuk mengecek kerja anak buahnya. Namun, Toni terkejut lantaran semua anggotanya tengah bersantai dan tiduran.
Sehingga, Toni menginstruksikan anak buahnya untuk berbaris dan memberikan sanksi berupa push up, scuot jump, dan tidur telentang menghadap ke matahari selama kurang lebih satu jam.
Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karopenmas) Divhumas Mabes Polri, Brigjen Pol Agus Rianto mengapresiasi tindakan Kasat Sabhara Polrestabes Surabaya AKBP Toni Sugianto yang menghukum 78 bawahannya karena tidak menjalankan salat
dzuhur berjamaah tersebut.
Menurut Agus, apa yang dilakukan 78 anggota Sabhara itu juga termasuk pelanggaran indisipliner.
"Itukan yang bersangkutan (Toni) melihat adanya indisipliner pada anggotanya. Karena saat anggota seharusnya bertugas, ada yang tidur, bahkan keluar kantor," kata Agus saat dihubungi JPNN.com, Jumat (12/2).
Dia mengatakan, tidak sepatutnya aparat kepolisian melakukan hal itu saat tengah bertugas. "Masak tidur jam kerja. Mereka punya kewajiban dan komandan melakukan pengendalian. Tugasnya adalah bertanggung jawab melaksanakan," tegasnya.
Dia melanjutkan, setiap anggota di tubuh Polri harus memiliki jiwa kepemimpinan yang mumpuni. Begitupun yang dilakukan Toni. Menurut dia, selama sanksi tersebut masih dalam batas kewajaran, maka pihaknya masih menoleransi hal itu.
"Tentunya pimpinan harus berani apabila ada anggotanya melakukan kesalahan. Tapi harus sesuai batas-batas kewajaran. Itu perlu dilakukan," tandasnya.
Menurut Agus, apa yang dilakukan 78 anggota Sabhara itu juga termasuk pelanggaran indisipliner.
"Itukan yang bersangkutan (Toni) melihat adanya indisipliner pada anggotanya. Karena saat anggota seharusnya bertugas, ada yang tidur, bahkan keluar kantor," kata Agus saat dihubungi JPNN.com, Jumat (12/2).
Dia mengatakan, tidak sepatutnya aparat kepolisian melakukan hal itu saat tengah bertugas. "Masak tidur jam kerja. Mereka punya kewajiban dan komandan melakukan pengendalian. Tugasnya adalah bertanggung jawab melaksanakan," tegasnya.
Dia melanjutkan, setiap anggota di tubuh Polri harus memiliki jiwa kepemimpinan yang mumpuni. Begitupun yang dilakukan Toni. Menurut dia, selama sanksi tersebut masih dalam batas kewajaran, maka pihaknya masih menoleransi hal itu.
"Tentunya pimpinan harus berani apabila ada anggotanya melakukan kesalahan. Tapi harus sesuai batas-batas kewajaran. Itu perlu dilakukan," tandasnya.