Prancis, Masjid Dirusak dan Quran Dibakar Saat Hari Natal
https://liputan-69.blogspot.com/2015/12/prancis-masjid-dirusak-dan-quran.html
Kerusuhan terjadi di Ajaccio, Kepulauan Corsica, Prancis, Jumat (25/12) kemarin. Sekelompok massa demonstran membakar masjid dan Alquran di sebuah perkampungan Arab.
“Orang Arab enyah dari Prancis! Prancis rumah kami, bukan rumah kalian,” teriak para demonstran.

Sebelum membakar masjid dan Alquran, massa yang berjumlah sekitar 150 orang terlebih dahulu melakukan unjuk rasa di depan Balai Kota Ajaccio. Mereka protes karena dua petugas pemadam kebakaran dan satu polisi dikeroyok sejumlah pemuda yang
“Orang Arab enyah dari Prancis! Prancis rumah kami, bukan rumah kalian,” teriak para demonstran.

Sebelum membakar masjid dan Alquran, massa yang berjumlah sekitar 150 orang terlebih dahulu melakukan unjuk rasa di depan Balai Kota Ajaccio. Mereka protes karena dua petugas pemadam kebakaran dan satu polisi dikeroyok sejumlah pemuda yang
diduga berasal dari distrik imigran Arab.
Setelah berunjuk rasa, ratusan massa merangsek ke perkampungan Arab. Salah satu masjid kecil di perkampungan itu dirusak, kacanya dipecahkan, dan pintunya dijebol.
“Ada 50 Alquran dibakar dan dibuang ke jalanan,” ujar pejabat Kota Ajaccio, Francois Lalanne.
Aksi kriminal dan rasis itu mendapat kecaman dari pemerintah Prancis. Mereka menyayangkan aksi main hakim sendiri yang dilakukan warga Ajaccio. Padahal, identitas pelaku pengeroyokan yang menjadi pemicu aksi belum diketahui.
“Perusakan ini tidak bisa diterima,” kata Perdana Menteri Prancis, Manuel Valls seperti dilansir kantor berita AFP, Sabtu (26/12).
Setelah berunjuk rasa, ratusan massa merangsek ke perkampungan Arab. Salah satu masjid kecil di perkampungan itu dirusak, kacanya dipecahkan, dan pintunya dijebol.
“Ada 50 Alquran dibakar dan dibuang ke jalanan,” ujar pejabat Kota Ajaccio, Francois Lalanne.
Aksi kriminal dan rasis itu mendapat kecaman dari pemerintah Prancis. Mereka menyayangkan aksi main hakim sendiri yang dilakukan warga Ajaccio. Padahal, identitas pelaku pengeroyokan yang menjadi pemicu aksi belum diketahui.
“Perusakan ini tidak bisa diterima,” kata Perdana Menteri Prancis, Manuel Valls seperti dilansir kantor berita AFP, Sabtu (26/12).